Thomas Alva Edison baru saja pulang dari sekolahnya. Setelah melemparkan tasnya di meja belajar, Edison kecil segera menemui ibunya.
“Mama, aku disuruh menyerahkan surat ini pada Mama…” kata Edison.
“Surat apa ini, Edison?” tanya sang ibu.
Thomas Alva Edison sama seperti anak-anak kecil seumurnya. Ia hanya menjawab, “Tidak tahu…!” lalu berlari ke tempat mainan-mainannya dan asyik bermain.
Sejenak, ibunya membuka surat yang dikirimkan secara resmi oleh sekolah tempat Edison kecil bersekolah. Beberapa kalimat di dalam surat itu menghunjam jantungnya.
“… terlalu bodoh untuk belajar…”
“… mungkin mengalami gangguan konsentrasi…”
“… lebih baik masuk sekolah luar biasa…”
Surat itu segera diremuknya setelah membaca habis. Harga dirinya mendidih. Ia merasakan penilaian sekolah terhadap anaknya tidak benar. Mereka saja yang tidak bisa memahami anaknya, Thomas Alva Edison.
Akhirnya, keesokan hari Edison tidak lagi diantarkan ke sekolah. Ibunya memutuskan untuk mengajar anaknya sendiri di rumah. Hasilnya? Thomas Alva Edison adalah pemegang hak paten terbanyak di dunia hingga saat ini.
Mungkin Anda tidak tahu nama ibu luar biasa itu… namanya Nancy Matthew.
(Disadur dari buku “101 Kisah Inspiratif” karya Assep Purna.)
No comments:
Post a Comment