Wednesday, September 5, 2012

Menyelamatkan Orang Tenggelam dan Orang Lapar

Dahui adalah seorang kepala biara berusia 70 tahun di Kuil Qingyun di Inghushan, Guangdong, China. Dia menguasai ilmu kedokteran dan meramal dengan membaca raut wajah seseorang.

Ketika hakim dari Gaoyao mengunjungi Kuil Qingyun, didampingi anggota stafnya bernama Liu yang dulunya sebagai sahabat lama Dahui. Liu memberitahu kepada hakim tentang kemampuan biarawan Dahui dalam meramal. Mendengar perkataan itu, hakim itu merasa tertarik, dan meminta Liu membujuk Dahui agar mau meramal masa depannya.

Dahui tidak mampu menolak permintaan tersebut dan menyetujui permintaan tesebut. Kemudian dia meminta Hakim untuk duduk dan bersantai. Setelah membaca wajahnya, Dahui mengatakan kepada hakim, "Kehidupan ada di tangan anda. Mengumpulkan kebajikan dapat memberikan anda umur panjang."

Hakim itu kemudian bertanya kepada peramal tentang masa depannya di kepegawaian kehakiman. Dahui menjawab sambil tersenyum, "Saya tidak terlalu baik dan tidak berani memprediksi masa depan Anda. Seorang pria dengan kebajikan yang besar secara alami akan memiliki keberuntungan. Hati Anda yang baik adalah keberuntungan terbesar bagi orang-orang dalam wilayah anda."

Melihat Dahui bersikap sangat halus dan mengetahui bahwa dia tidak bisa berbicara banyak, sang hakim pergi setelah menyelesaikan minum teh. Dia kemudian mengatakan kepada Liu agar meminta Dahui memberi informasi yang bersifat pribadi.

Dahui kemudian mengatakan sejujurnya kepada Liu, dari membaca wajahnya, ia telah menemukan bahwa Hakim itu telah kehilangan kecemerlangan dan energi keberuntungan. "Hakim memiliki energi gelap di wajahnya dan hidupnya tidak akan lama lagi. Hal yang baik adalah energi baiknya tidak sepenuhnya hilang, yang berarti bahwa dia masih bisa diselamatkan dari bahaya dan ia tidak meninggal,” kata Dahui.

“Menjadi pegawai melayani banyak orang, setiap gerakan dan setiap kebijakan erat berhubungan dengan kehidupan dan keselamatan rakyat. Jika ia dengan tulus menjaga kebaikan dalam hatinya dan membantu orang-orang, ia bisa mewujudkan kesejahteraan bagi banyak orang. Itu bukan pernyataan tidak berdasar ketika saya meramalkan bahwa kebajikan dapat melindungi umur panjang anda,” ujar Dahui.

Liu mengangguk berkali-kali setelah mendengar perkataan sobat lamanya itu. Dia tidak berani mengatakan kepada hakim segala sesuatu yang Dahui ceritakan kepadanya. Dia dengan bijaksana mengatakan kepada hakim bahwa ia perlu melakukan satu hal yang bisa menyelamatkan kehidupan banyak orang dalam beberapa bulan mendatang agar ia bisa memperpanjang umur.

Setelah itu, terjadi bencana banjir di daerah Xiliao. Ketinggian banjir meningkat beberapa meter hanya dalam semalam dan menelan lahan pertanian dan rumah sekitarnya. Banyak penduduk desa tenggelam dan berteriak minta tolong.

Hakim itu dengan cepat pergi ke sebuah bukit di dekatnya dan mengamati tempat kejadian dari sana. Apa yang dia lihat adalah mengerikan dan tidak banyak yang dia bisa lakukan pada saat itu. Ia melihat pemuda dari penduduk desa itu menaiki perahu untuk menyelamatkan hidup mereka tetapi tidak ada yang membantu anak-anak kecil dan bayi.

Melihat kejadian tersebut, dia mengeluarkan perintah, orang yang menyelamatkan seorang anak akan mendapatkan sebuah perak sebagai hadiah. Jika semakin banyak menyelamatkan anak-anak, maka imbalannyapun semakin banyak.

Mendengar perintah itu, pemuda dari penduduk desa itu beramai-ramai dengan perahu mulai menyelamatkan anak-anak dan bayi. Total lebih dari 400 dari bayi berhasil diselamatkan. Setelah banjir itu surut, hakim membagikan gandum cadangan untuk membantu warga desa dan mengatur tempat tinggal untuk korban banjir.

Tak lama kemudian hakim dari Gaoyao dipromosikan ke Kota Huizhou. Ketika ia berjalan melewati Gunung Luofu, ia bertemu dengan biarawan Dahui. Begitu Dahui melihatnya, ia berkata, "Orang dengan hati yang baik akhirnya mendapat pahala.Umur anda telah diperpanjang."

Takdir seorang pria dapat diubah dengan melakukan perbuatan baik dan mengumpulkan kebajikan. Ketika seseorang memiliki hati yang baik, nasibnya akan baik, dan ketika dia memiliki hati yang jahat, hidupnya akan penuh kejahatan. Ketika seseorang melakukan kejahatan, keberuntungannya akan hilang dan dia akan mengalami bencana.

http://www.facebook.com/photo.php?fbid=439190669455461&set=a.310354615672401.70827.296735643700965&type=1

Kisah Hijrah Yuke Sumeru, dari Musik Rock Menjadi Hafidz Qur'an

Siapa anak muda pecinta musik Rock Indonesia yang tidak mengetahui Gong 2000? Band yang digawangi oleh Ian Antono dan Ahmad Albar itu merupakan salah satu legenda musik rock di Indonesia. Namun, hingar bingar musik rock itu akhirnya menjadi tidak berarti bagi mantan pemain bas Gong 2000, Yuke Sumeru. Kini kehidupan Yuke bertolak-belakang dengan masa lalunya yang kental dengan hingar-bingar rock. Ia kini telah menjadi seorang hafidz (penghafal) Al-Qur’an. Kehidupannya berubah drastis setelah meninggalkan musik dan menekuni agama.

“Dulu semua hal bisa saya dapatkan, namun semua tetap kosong dan hambar. Kini kehidupan sederhana dengan harta utama Islam telah membuat saya merasa hidup ini lebih tenang dan lengkap,” jelasnya kepada hidayatullah.com di Bintaro sektor 9 tempat kediamannya. Sabtu (01/09/2012) kemarin.

Yuke juga membuktikan keseriusan hijrahnya dengan kembali bersekolah. Kesuksesan bermusik dan umur yang telah lanjut tidak lantas mematahkan semangatnya.

Selama tujuh tahun kuliah iapun menuntaskan gelar Master of Al Qur’an (MA) di sebuah Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur’an di Jakarta.

Demi cintanya pada agama dan ilmu al-Quran, ia harus membatasi pergaulan dengan teman-temanya di masa lalu.

“Saya harus mengganti nomor telpon saya, agar teman-teman musisi tidak bisa menghubungi saya. Saya sadar untuk berubah saya juga harus mengkondusifkan lingkungan pergaulan saya,” jelasnya lagi.

Kini jalan dakwah sudah menjadi pilihannya. Lelaki yang memiliki sebuah usaha bisnis show room modifikasi mobil ini juga menolak menerima bayaran dari setiap aktivitas dakwahnya. Ia mengkritik sikap banyak da’i ditelevisi yang suka memasang tarif mahal dan berlagak seperti artis.

Keresahannya itu juga membuat dia justru fokus pada dakwah di daerah kemiskinan.

Yuke juga berpesan kepada banyak pihak terutama anak muda. Jika kita masih mencampur adukan musik dan agama maka semua itu akan sia-sia. Menurutnya musik adalah sesuatu yang melalaikan. Musik tidak mungkin menjadi alat dalam mengingatkan kita kepada agama, ujarnya.*