Duhqon : "Wahai Abu Wa’ilah, bagaimana pendapatmu tentang minuman yang memabukkan?"
Iyas : "Haram…!!!"
Duhqon : "Dari sisi mana dikatakan haram, sedangkan ia tak lebih dari buah dan air yang diolah, sedangkan keduanya sama-sama halal?"
Iyas : "Apakah engkau sudah selesai bicara wahai Duhqon, ataukah masih ada yang hendak engkau utarakan?"
Duhqon : "Sudah, silahkan bicara!"
Iyas : "Seandainya kuambil air dan kusiramkan ke mukamu, apakah engkau merasa sakit?"
Duhqon: "Tidak!"
Iyas : "Jika kuambil segenggam pasir dan kulempar kepadamu, apakah engkau merasa sakit?"
Duhqon: "Tidak!"
Iyas : "Jika kuambil segenggam semen dan kulempar kepadamu, apakah engkau merasa sakit?"
Duhqon: "Tidak!"
Iyas : "Sekarang, jika kuambil pasir, lalu kucampur dengan segenggam semen, lalu kutuangkan air di atasnya dan kuaduk, lalu kujemur hingga kering, lalu kupukulkan ke kepalamu, apakah engkau merasa sakit?"
Duhqon: "Benar, bahklan bisa membunuhku."
Iyas : "Begitulah halnya dengan khamr. Di saat kau kumpulkan bagian-bagiannya lalu kau olah menjadi minuman yang memabukkan, maka dia menjadi haram."
Dinukil dari:
Buku “Mereka adalah TABI’IN Kisah-Kisah Paling Menakjubkan yang Belum Tertandingi Hingga Hari Ini, penulis Dr Abdurrahman Ra’fat Basya, penerbit Pustaka At Tibyan
http://abuthalhah.wordpress.com/2010/07/08/cerdas-itu/
No comments:
Post a Comment