Ketika Soekarno larut dalam perkawinan Nasionalis, Agama dan Komunis, atau yang di masa itu disebut NASAKOM, seorang ulama besar tanah air terang-terangan menentang pencampuradukan itu.
Buya HAMKA (Haji Abdul Malik Karim Amrullah) di masa Orde Lama begitu memusuhi NASAKOM, karena menurutnya orang yang bertuhan tidak akan pernah bisa beriringan dengan mereka yang mengingkari keberadaan Tuhan. Suara pikirannya ini terus-menerus disampaikan setiap kali ada kesempatan berceramah di seluruh pelosok Indonesia.
Namun, pendapat yang jelas dan tegas ini justru dianggap sebagai ancama oleh Soekarno. Dengan kekuasaannya yang masih kuat saat itu, Soekarno memerintahkan penahanan Buya HAMKA.
Beliau lalu harus menjalani kehidupan sebagai tahanan hingga Orde Lama tumbang dan berganti dengan Orde Baru.
Saat Orde Baru, Soekarno justru menjadi tahanan kota. Ia sangat menderita dan akhirnya meninggal dalam kondisi terasing di dunia politik.
Buya HAMKA mendengar kabar meninggalnya Soekarno. Beliau tidak berpikir panjang langsung datang ke rumah duka. Di sana Buya HAMKA mengimami shalatjenazah untuk Soekarno.
Kenyataan itu sangat menghenyakkan semua hadirin yang hadir di sana. Setahu mereka, HAMKA adlah musuh polit Soekarno. Bahkan Buya HAMKA pernah ditahan oleh pemerintahan Orde Lama.
"Saya sudah memaafkannya. Setiap manusia pernah punya salah, tapi Soekarno juga banyak jasanya." Itulah pernyataan Buya HAMKA yang menunjukkan kebesaran jiwa seorang negarawan. Beliau tidak menganggap permusuhan itu abadi.
***
"Supaya engkau memperoleh sahabat, hendaklah dirimu sendiri sanggup menyempurnaka diri menjadi sahabat." - Buya HAMKA
(Disadur dari buku "101 Kisah Inspiratif" karya Assep Purna.)
No comments:
Post a Comment