Pada suatu saat Rasulullah saw membentuk pasukan guna menumbangkan sekelompok musuh pembangkang yang tinggal di sekitar Madinah. Beliau mempersiapkan pasukan penyerang yang bergerak secara diam-diam ke arah musuh dan melumpuhkan mereka.
Rasulullah saw menunjuk seorang pemuda dari kabilah Hudzail menjadi komandan pasukan. Seorang sahabat menentang kebijakan Rasulullah saw seraya mengatakan, “Mengapa Anda memilih seorang pemuda untuk menjadi pemimpin kami? Kami tidak bersedia mematuhi perintah Anda. Semestinya Anda memilih lelaki tua sebagai pemimpin pasukan.”
Rasulullah saw bersabda, “Meskipun dia seorang pemuda, namun dia memiliki hati yang kuat dan akal yang sehat. Adapun orangtua yang Anda katakan, rambut mereka putih, tubuh mereka lemah, dan hati mereka bak aspal hitam. Saya telah menguji pemuda ini berkali-kali dan melihat bahwa akalnya ‘tua’. Tua usia tanpa akal yang berbuah, tidak ada gunanya. Berupayalah semampumu agar akal dan agamamu menjadi ‘tua’. Tolok ukur kepemimpinan bukan pada usia, namun terletak pada kekuatan akal, cara berpikir, dan kebersihan hati.”
No comments:
Post a Comment