Suatu ketika Rasulullah saw berjanji ada salah seorang sahabatnya yang bernama Abu Haitsam, bahwa beliau akan memberinya seorang budak. Kebetulan pada waktu itu, tiga orang tawanan didatangkan ke hadapan Rasulullah saw. Rasulullah menyerahkan dua tawanan kepada sahabat yang lain dan masih tersisa satu tawanan.
Pada saat itulah, Sayyidah Fathimah, puteri Beliau, datang menghadap Rasulullah saw dan mengatakan, “Wahai Rasulullah, berilah aku seorang budak atau pembantu. Apakah Engkau tidak melihat bekas gilingan gandum di telapak tanganku?”
Rasulullah saw teringat perjanjiannya dengan Abu Haitsam dan berkata pada puteri Beliau, “Bagaimana mungkin aku mendahulukan puteriku ketimbang Abu Haitsam, padahal sebelumnya aku telah berjanji padanya? Aku tetap harus menepati janji, meskipun puteriku Fathimah harus menggiling gandum dengan tangannya yang lemah.”
No comments:
Post a Comment