Friday, September 24, 2010

Belajar Tawakal Kepada Seorang Anak Yatim Piatu

Suatu ketika, seorang sahabat Rasulullah memasuki Masjid Nabawi. Di sana ia melihat seorang anak kecil sedang melaksanakan shalat. Selesai anak itu dengan shalatnya, sahabat tersebut mendekatinya.

"Anakku," kata si sahabat, "Kau sendirian di sini. Di mana orangtuamu?"

"Aku yatim piatu. Tidak punya orangtua lagi." jawab si anak.

Sahabat itu pun merasa kasihan, dan bertanya, "Kau mau kujadikan anakku?"

"Apakah kau akan memberiku makan jika aku lapar?"

"Ya."

"Apakah kau akan memberiku baju?"

"Tentu."

"Apakah kau akan menyembuhkanku jika aku sakit?"

"Untuk yang itu aku tidak bisa, anakku..."

"Apakah kau bisa menghidupkan kembali jika aku mati?"

"Itu juga aku tidak bisa, anakku."

"Kalau begitu, tinggalkan aku sendiri. Allah lebih bisa menjagaku."

Anak itu kemudian mengutip firman Allah, ".... yaitu Tuhan yang telah menciptakan aku, memberi aku petunjuk. Tuhanku yang memberi makan dan minum kepadaku. Apabila aku sakit, Dia-lah yang menyembuhkan. Dia yang akan mematikan aku, dan kemudian menghidupkan aku kembali. Tuhan yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada Hari Kiamat." (QS Al-Syu'ara' : 78-82)

Mendengar perkataan menakjubkan dari anak kecil itu, sahabat tersebut pun terdiam.


Suatu ketika Hatim al-Asham ditanya tentang tawakal. Ia menjawab, "Tawakal adalah jika kau yakin bahwa rezekimu tidak akan diambil orang lain, sehingga kau menjadi tenang... Kau yakin bahwa pekerjaanmu tidak akan diambil oleh orang lain, sehingga kau tetap bisa bekerja dengan baik... Kau yakin bahwa kematian bisa mendatangimu secara tiba-tiba, sehingga kau selalu mempersiapkannya... Kau yakin bahwa kau tidak akan luput dari pengawasan Allah, sehingga kau akan selalu malu kepada-Nya."

No comments:

Post a Comment