Tuesday, August 9, 2011

Kejujuran yang Membawa Kebodohan

Ketika China masih terpecah pecah menjadi beberapa kerajaan, perang adalah sesuatu yang tak bisa dihindari. Kerajaan besar akan saling berperang untuk menunjukkan kekuasaanya, sementara nasib kerajaan kecil adalah menjadi rebutan kerajaan yang lebih besar, dan nasibnya selalu menjadi negara jajahan.

Tetapi ada sebuah kerajaan yang ternyata tidak pernah dijajah oleh kerajaan besar manapun, padahal kerajaan ini hanyalah sebuah kerajaan kecil yang kekuatan tentaranya minim, yaitu Kerajaan Hu. Dan faktanya kerajaan ini adalah sebuah kerajaan yang makmur dan dipimpin oleh seorang raja yang terkenal sangat jujur.

Kenapa kerajaan Hu aman aman saja…? Karena kerajaan Hu memiliki letak geografis yang menguntungkan. Kerajaan ini dikelilingi oleh pegunungan tinggi dan dibatasi oleh sebuah sungai lebar yang beraliran cukup deras. Satu-satunya jalan masuk ke kerajaan ini adalah melalui sebuah jembatan yang melintas di atas sungai besar.

Hal ini tentu saja menyulitkan kerajaan besar manapun yang hendak menyerang kerajaan Hu. Kerajaan besar dengan bala tentara ribuan tentu akan kerepotan jika harus melintasi sungai lebar tersebut apalagi jika melewati jembatan. Sebesar apapun pasukannya, pasti akan terpecah dan tercerai berai pada saat menyeberang sungai dan akan menjadi sasaran empuk tentara dari Kerajaan Hu.

Namun ternyata ada saja raja yang nekad mengerahkan pasukannya untuk menyerang kerajaan Hu. Raja Zhou mengerahkan tentaranya secara besar-besaran dengan tujuan untuk menjajah kerajaan Hu. Dan memang sesuai dugaan, sebesar apapun tentara yang dikerahkan, saat menyeberang sungai mereka menjadi tercerai-berai karena harus berusaha agar tidak hanyut oleh aliran sungai.

Panglima perang Kerajaan Hu yang mengetahui negaranya akan diserang segera menyiapkan pasukannya untuk menghadang pergerakan pasukan Zhou, tetapi sang Panglima terkejut ketika rajanya memberi perintah, “Siapkan pasukan, tapi tunggu sampai musuh menyeberang sungai baru kita menyerang…”

“Tapi tuanku, pasukan kita tak akan sanggup menghadapi pasukan Zhou. Mereka lebih banyak dan berpengalaman. Satu-satunya kesempatan kita adalah menyerang mereka saat sedang menyeberang sungai. Saat itu kekuatan mereka melemah tuanku….” bantah sang Panglima.

“DIAM KAU PANGLIMA!!!!!! AKU TAHU JIKA KITA MENYERANG MEREKA SAAT MENYEBERANG SUNGAI MAKA KITA AKAN MENANG, TAPI ITU ADALAH PERBUATAN TIDAK KSATRIA DAN TIDAK JUJUR... LEBIH BAIK KITA TUNGGU MEREKA MENYEBERANG.”

“Tapi baginda, kita tak mungkin menang kalo begitu….”

”WAHAI PANGLIMAKU, DENGARLAH...! AKU LEBIH BAIK KALAH DAN MATI SECARA KESATRIA DARIPADA HARUS MENANG DENGAN MELAWAN MUSUH YANG TIDAK SIAP…!!!!!”

Dan memang pada akhirnya Kerajaan Hu kalah dan menjadi jajahan Raja Zhou, smentara Raja Hu dihukum mati dengan dipenggal kepalanya dengan tetap mempertahankan prinsip kejujuran yang dia yakini.

***

Mempertahankan prinsip kejujuran adalah sangat baik dan mulia. Namun membiarkan kejujuran yang mengakibatkan kerugian bagi diri sendiri adalah sebuah kebodohan.

http://sangatmenarik.wordpress.com/2010/08/27/raja-yang-jujur-atau-bodoh/

No comments:

Post a Comment