Rasulullah bersabda, "Barangsiapa bertasbih, bertahmid dan bertakbir kepada Allah sebanyak 33 kali setiap selesai shalat, dan kemudian menggenapkannya menjadi 100 dengan bacaan Laa Ilaha Illa ALlah wahdahu laa syarika lah lahu Al Mulk wa lahu Al Hamd wa huwa alaa kulli syay'in qaadir, maka Allah akan mengampuni semua kesalahan kesalahannya meskipun sebanyak buih di lautan."
Alkisah Ibn Abbas ra menuturkan, ketika Allah menciptakan Arsy dan meminta para malaikat untuk memikulnya, mereka merasakan betapa berat Arsy tersebut. Allah meminta mereka untuk membaca "SUBHANALLAAH", dan mereka merasakan memikul Arsy menjadi lebih ringan. Malaikat-malaikat pun terus menerus membacanya hingga Allah SWT menciptakan Nabi Adam A.S.
Ketika nabi Adam bersin Allah mengilhamkannya untuk membaca ALHAMDULILLAAH dan Allah menjawab "Yarhamuk Rabbuk". Para malaikat menyambungkan kedua kalimat Allah tersebut sehingga sepanjang masa mereka mengucapkan "SUBHANALLAH wa AlHAMDULILLAAH." Malaikat terus membaca kalimat tersebut hingga Allah mengutus Nabi Nuh.
Nabi Nuh diperintah Allah agar menyuruh Kaumnya menyebut "LAA ILAAHA ILLALLAAH". Malaikat pun menggabungkan kalimat ketiga itu sehingga menjadi "SUBHANALLAAH WA ALHAMDULILLAAH wa LAA ILAAHA ILLALLAAH" yang didengungkan sepanjang masa hingga Allah mengutus Nabi Ibrahim.
ALlah SWT mengilhami Nabi Ibrahim untuk mengurbankan anak kesayangannya dan Allah menggantikan Ismail dengan seekor domba. Ia pun berkata ALLAAHU AKBAR. Para Malaikat menggabungkan ketiga kalimat Allah sebelumnya dengan kalimat itu sehingga menjadi "SUBHANALLAAH WA ALHAMDULILLAAH wa LAA ILAAHA ILLALLAAH ALLAAHU AKBAR".
Sewaktu malaikat Jibril menceritakan hal ini kepada Rasulullah SAW karena kekagumannya kepada para Malaikat yang taat beliau berkata "LAA HAWLA WALAA QUWWATA ILLA BILLAAHIL 'ALIYYL 'AZHIM". Maka Jibril berkata "Ini adalah kalimat penutup dari empat kalimat sebelumnya."
Diriwayatkan bahwa Nabi Musa AS berkata, "Wahai Tuhanku bagaimana saya dapat membedakan antara orang yang Engkau cintai dan orang yang Engkau benci?"
Allah SWT menjawab, "Hai Musa, sesungguhnya jika aku mencintai atau benci kepada seorang hamba maka aku akan menjadikan dua tanda kepadanya."
Musa bertanya, "Wahai Tuhanku apa kedua tanda itu?"
Allah SWT menjawab "Aku akan mengilhamkan kepadanya agar ia berdzikir kepada-KU agar AKU dapat menyebutnya di kerajaan langit dan AKU akan menahannya dari lautan murka-KU agar ia tidak terjerumus ke dalam azab dan siksa-KU. Hai Musa, jika aku membenci seorang hamba maka AKU akan menjadikan dua tanda kepadanya. AKU akan membuat dia lupa berdzikir kepadaKU dan AKU akan melepaskan ikatan antara dirinya dan jiwanya agar ia terjerumus ke dalam latan murka-KU sehingga ia merasakan siksaan-KU."
Mu'adz ibn Jabal r.a berpesan, "Tidak ada satu amalanpun yang dapat menyelamatkan manusia dari siksa ALLAH SWT selain dzikir kepada Allah." Ditanyakan kepadanya "Tidak juga jihad di jalan ALlah?" Mu'adz menjawab, "Tidak juga di jalan Allah. Bukankan Allah SWT telah berfirman 'Dan sesungguhnya mengingat Allah (Dzikir) adalah lebih besar keutamaannya.'"
Sebagian Ahli hikmah berkata "Sesungguhnya Allah memiliki surga di dunia. Siapa memasukinya maka kehidupannya menjadi tenteram. Ditanyakan "Apa surga itu?" Dijawab "MAJLIS DZIKIR."
Sebagian ulama menyatakan "Jika penutup pahala amal-amal disingkapkan di hari kiamat maka tidak ada amalan yang lebih utama dari pada dzikir. Maka berbahagialah kaum yang senang berdzikir."
Malik ibn Dinar - semoga ALLAH merahmatinya mengatakan - "Siapa yang tidak merasakan kenikmatan bercakap-cakap dengan ALLAH dan lebih menyenangi berbicara dengan mahluk, maka berarti orang itu sedikit amalnya, buta hatinya dan sia-sia umurnya."
Ketahuilah ada 5 kebaikan dalam Dzikir :
Mendatangkan Ridho ALlah
Menjaga diri dari bisikan syaitan
Melembutkan Hati yang keras
Menambah ketaatan kepada ALlah
Mencegah manusia melakukan perbuatan maksiat
Abu Al Laits, seorang akhli fiqh - semoga Allah merahmatinya - menuturkan, "Ketahuilah, dzikir adalah ibadah yang paling utama. Karena Allah SWT menetapkan batas-batas dan waktu-waktu tertentu untuk semua ibadah. Namun Allah tidak membatasi dan menentukan dzikir hanya dalam waktu-waktu tertentu. Bahkan Allah memerintahkan untuk memperbanyak dzikir tanpa batas. Sebagaimana ditegaskan dalam firman ALLAH 'Hai orang yang beriman, berdzikirlah dengan menyebut nama ALLAH sebanyak banyaknya.'."
Maksudnya, berdzikirlah kepada ALlah dalam semua keadaan, dalam keadaan taat maka berdzikirlah dengan menerima ketaatan, dalam maksiat berdzikirlah agar mendapat petunjuk, dalam keadaan penuh nikmat maka berdzikirlah dengan memperbanyak syukur dan dalam keadaan tertimpa musibah maka berdzikirlah dengan mempertebal kesabaran.
Wallahu'alam bishowab
http://nandalusi.multiply.com/journal/item/243/KEAJAIBAN_TASBIH_DAN_DZIKIR
No comments:
Post a Comment