Friday, November 4, 2011

Rahasia di Balik Segumpal Darah

dakwatuna.com - Sebenarnya temanya sedikit kurang terbuka dan membuat kita harus mengkerutkan dahi 5 cm, namanya juga rahasia, paling tidak… sebisa mungkin akan kita ringkas di media ini, karena sebuah keterbatasan jika diuraikan semua, apalagi ilmu-ilmu Allah teramat luas sedang akal pikiran manusia sangatlah terbatas.

Kita mungkin pernah mendengar cerita Imam Syafi’e yang kecerdasannya sangat dikagumi banyak kalangan termasuk di antaranya Imam Ahmad bin hambal. Coba bayangkan perihal kecerdasan beliau, satu hadits saja bisa diurai menjadi banyak poin penting. Kita juga tentu sering mendengar kisah Imam Bukhari yang luar biasa kesungguhannya dalam menuliskan hadits, dan sekarang para ulama di dunia sepakat bahwa kitab paling benar setelah kitab suci Al-Qur’an adalah shahihnya Imam Bukhari. Setelah sebelumnya beliau bermimpi mengikuti jejak Rasulullah dan beliau terus mengikuti di belakangnya sebagai sebuah isyarat penting di kemudian hari untuk konsisten dengan pekerjaan mulia yang sekarang manfaatnya sangat dirasa oleh kaum muslim di manapun.

Dua contoh singkat di atas dengan segala karya dan goresan sejarah emasnya semata-mata terlahir dari hati yang lemah lembut. Bukan hanya output ketenangan, tapi ada juga hasil karya besar yang terlahir dari orang-orang yang berjiwa besar yaitu mereka yang berhati bersih.

Kita juga bisa membuka tafsiran para ulama terkemuka sambil dikaji secara perlahan di rumah masing-masing dan membongkar rahasia menarik dari Qur’an sebagai pedoman manusia perihal mendapatkan hati yang lemah lembut dan tenang pada ayat yang sudah populer di surat Ar Ra’d ayat 28 juz 13

“ (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.”

Ada satu ayat lagi yang sangat menarik dan bisa kita kaji bersama, karena inilah rahasia yang saya maksudkan serta harus dibuktikan sebagai sebuah analisa menarik di zaman modern yaitu di surat Az zumar ayat 23 juz 23.

“Allah Telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang [1], gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, Kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan Kitab itu dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpin pun.”

Ayat ini menerangkan dengan jelas bahwa yang menjadi tenang ketika mendekatkan diri kepada Allah bukan hatinya saja, tapi juga kulitnya (luar biasa). Makanya kita bisa melihat orang-orang yang ahli dzikir, ahli ibadah, ahli ilmu, kecenderungan perkataan mereka lebih bijak, santun, dan kulitnya pun lebih bersih dan ini semua berasal dari hati yang lembut.

Esensi Dzikir & Shalat

Keadaan seperti ini dirasa nyaman untuk berdzikir karenanya dekat dengan rahmat Ilahi. Adapun dzikir yang lebih utama dari ibadah lainnya adalah shalat sesuai dengan petunjuk Qur’an di surat Al ankabut ayat 45 juz 20.

“Bacalah apa yang Telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Shalat itu sendiri secara etimologi artinya berdoa. Maka sangat wajar jika di dalam shalat sangat dianjurkan memperbanyak doa khususnya ketika sujud sesuai dengan hadits:

عن أبي هريرة رضي الله عنه, أنَ رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : أقرب ما يكون العبد من ربه وهو ساجد, فأكثروا الدعاء

Abu Hurairah menuturkan, bahwa Rasulullah bersabda: keadaan yang menjadikan terasa lebih dekat pada seorang hamba dengan Tuhannya ialah ketika dia bersujud, maka perbanyaklah berdoa (di saat sujud). [2]

Dalam hadits lain di tuturkan:

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ. وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ

Maksudnya:

“Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadan adalah puasa (sunat) pada bulan Allah yaitu bulan Muharram. Sedangkan shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam (Tahajjud).” [3]

Bertolak dari 2 hadits di atas perihal keutamaan masing-masing, (1) Keutamaan bersujud, (2) Keutamaan shalat malam.Akan lebih bermakna jikalau kita bisa menggabungkan keduanya (Subhanallah).

Sedangkan dari segi terminologi artinya perbuatan atau perkataan yang di awali via takbir (Allahu akbar) dan diakhiri salam (Assalamu’alaikum wa Rahmatullah) dengan niat semata-mata karena Allah. Dan tentunya harus sesuai dengan petunjuk Rasulullah dalam prakteknya.

Kesimpulan sementara:

Dengan memperbanyak shalat hati ini akan menjadi lemah lembut jika dilakukan dengan sepenuh hati. Supaya tidak ada alasan, ”orang yang shalat ko….masih belum Islami,” padahal tidak ada hubungannya dengan shalat. Yang harus dipertanyakan adalah sejauh mana kesungguhan hatinya dalam melakukan shalat, bukan perintah shalatnya!!

Hitung-hitungan matematikanya adalah sebagai berikut:

Shalat = berdoa, banyak shalat = penghancur karang di hati dan membuat hati jadi lemah lembut + kulit menjadi lebih halus dan bersih, jadi hasilnya adalah perbanyak shalat biar hati dan kulit ini menjadi lemah lembut dan halus, dan di iringi niat semata-mata untuk mencari rahmat Allah.

Sebagai penutup mari kita sama-sama memasang protect bermerek Microsoft of Takwa pada hati kita dari segala virus iri, dengki, sombong, cinta dunia berlebih, dan virus lain yang mematikan hati. Pastikan kalau kita rajin meng-update antivirus tersebut tanpa dibatasi waktu.

Salah satu bentuk protect itu adalah menjadikan Qur’an sebagai sahabat yang senantiasa menghiasi hari-hari kita. Almarhum Sheikh Tantawi (Grand Sheikh Azhar) pernah berkata: “Semakin sering kita membaca Qur’an, maka akan semakin besar pula kecintaan kita terhadap kalam Allah tersebut.” [4]

Ditambahkan oleh Imam muda Masjidil haram Sheikh Khalid al ghamdi di sela-sela kunjungan saya ke tanah suci tahun 2009 dengan mengikuti talaqi (istilah belajar dengan cara tradisional secara langsung) kepada beliau, yaitu dengan mengutip perkataan bijak dari orang shalih : “sekiranya hati kita bersih, niscaya kita tidak akan pernah merasa puas dan bosan untuk membaca al-Qur’an”. (5)

Sekarang….

Bagaimana dengan saya, Anda, dan kita semua, berani mencoba dan membuktikan sebagai sebuah analisa bersama dengan memperbanyak bacaan ayat suci Al-Qur’an dan mengurangi segala kecek-kecek yang kurang bermakna!!



Catatan Kaki:

[1] Maksud berulang-ulang di sini ialah hukum-hukum, pelajaran dan kisah-kisah itu diulang-ulang menyebutnya dalam Al Quran supaya lebih Kuat pengaruhnya dan lebih meresap. sebahagian ahli tafsir mengatakan bahwa maksudnya itu ialah bahwa ayat-ayat Al Quran itu diulang-ulang membacanya seperti tersebut dalam mukaddimah surat Al Faatihah.

[2] Hadits yang diriwayatkan Imam Muslim

[3] Hadits riwayat Imam Muslim dalam Shahihnya, Kitab al-Shiyam, no: 1163.

[4] Kajian Tafsir hari Jum’at, tanggal 12 Juni 2009 di Masjid-Islamic Mission City-Kairo.

[5] Utsman Bin Affan Rodiyallahu ‘anhu

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2011/11/15874/rahasia-di-balik-segumpal-darah/#ixzz1cgupwpTd

No comments:

Post a Comment