Friday, June 10, 2011

Permohonan si Kaya dan si Miskin

Nabi Musa a.s. memiliki umat yang jumlahnya sangat banyak dan umur mereka panjang-panjang. Mereka ada yang kaya dan ada juga yang miskin. Suatu hari ada seorang miskin datang menghadap Musa a.s. Ia begitu miskin hingga pakaiannya terlihat compang-camping, lusuh dan sangat berdebu. Si Miskin tersebut berkata kepada Nabi Musa a.s., “Ya Nabiullah, Kalamullah, tolong sampaikan kepada Allah swt permohonanku ini agar Allah swt menjadikan aku orang yang kaya.”

Nabi Musa a.s. tersenyum dan berkata kepada orang itu, “Saudaraku, banyak-banyaklah kamu bersyukur kepada Allah swt.”

Si Miskin itu agak terkejut dan kesal, lalu ia berkata, “Bagaimana aku bisa banyak bersyukur, makan saja jarang kulakukan, dan pakaian yang aku gunakan pun hanya satu lembar saja.” Akhirnya, si Miskin itu pun pulang tanpa mendapatkan apa yang diinginkannya.

Beberapa waktu kemudian seorang kaya datang menghadap Nabi Musa a.s. Orang tersebut badannya terlihat sangat bersih dan pakaiannya rapi. Ia berkata kepada Nabi Musa a.s., “Wahai Nabiullah, tolong sampaikan kepda Allah swt permohonanku agar aku ini menjadi orang yang miskin saja. Terkadang aku dan ibadahku merasa terganggu dengan harta yang kumiliki.”

Nabi Musa a.s. pun tersenyum, lalu ia berkata, “Wahai saudaraku, janganlah kamu bersyukur kepada Allah swt.”

“Ya Nabiullah, bagaimana aku tidak bersyukur kepada Allah swt? Allah swt telah memberiku mata sehingga aku dapat melihat, dan telinga yang membuatku dapat mendengar. Allah swt telah memberiku tangan sehingga aku dapat bekerja. Allah swt juga telah memberiku kaki sehingga aku dapat berjalan. Dengan segala kenikmatan yang ada itu, bagaimana mungkin aku tidak mensyukurinya.” Jawab si Kaya.

Akhirnya si aya pulang ke rumahnya. Selanjutnya, peristiwa yang terjadi adalah si Kaya semakin ditambah kekayaannya oleh Allah swt karena ia selalu bersyukur. Sedangkan si Miskin menjadi bertambah miskin. Allah swt mengambil semua kenikmatan dari si Miskin sehingga ia tidak memiliki selembar pakaian pun yang melekat di tubuhnya. Hal ini terjadi karena ia tidak mau bersyukur kepada Allah swt.

Sumber: Buku “The Secret Kisah-Kisah Teladan” oleh Abdul Aziz Saefudin

No comments:

Post a Comment