Ini adalah dialog istri saya yang berprofesi sebagai guru dan rekannya, mantan guru. Rekan istri tersebut juga mantan siswanya ketika masih mengajar di salah satu SMA Negeri di Surabaya.
Rekan : Mbak, aku pengen dech jadi guru kayak Mbak.
Istri : Lho dulu katanya mau gantikan saya di SMA Surabaya?
Rekan : Ya, gitu dech. Susah. Kecewa.
Istri : Ehm… Sabar. Tapi kan, sekarang dah kerja di perusahaan gedhe..?
Rekan : Iya sih, gajinya emang lebih gedhe. Tapi aku ndak dapat kepuasan batin.
Istri : Maksudnya?
Rekan : Aku kangen. Kangen dicium tanganku ama murid-murid.
Istri : Lho, emangnya kenapa?
Rekan : Kalo aku mau berbuat salah atau jelek, trus lihat tangan kananku, aku akan urungkan niat jelek itu. Masak tangan yang biasa dicium murid, dipake untuk berbuat jelek sih.
Istri : Ooh….. Begitu ya.
“Bernilainya hidup Anda bukan karena Anda memperoleh harta yang bernilai. Namun, diri Anda akan bernilai bila Anda menjadikan hidup orang lain bernilai.”
http://pemenangkehidupan.wordpress.com/2011/06/08/kata-hati-sang-mantan-guru/#more-482
No comments:
Post a Comment