Pertanyaan ini pernah disampaikan Nabi Zakaria AS kepada Maryam AS sebagaimana termuat dalam firman Allah SWT: “Maka Tuhannya menerimanya ( sebagai nadzar ) dengan penerimaan yang baik dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakaria sebagai pemeliharanya. Setiap Zakaria masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakaria berkata: “Hai maryam, dari mana kamu memperoleh ( makanan ) ini?” Maryam menjawab: “Makanan itu dari sisi Allah.” Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab.” (Ali Imron : 37)
Adalah Maryam ‘alaihassalaam hidup menyendiri di dalam sebuah ruangan dengan hanya beribadah menyembah Tuhannya. Dia tidak pernah keluar dari ruangan tersebut dan tidak seorangpun yang masuk menemuinya kecuali Zakaria AS, yaitu orang yang memeliharanya. Zakaria AS menemuinya dengan membawakan kebutuhan makan dan minumnya. Namun setiap kali dia masuk ke kamar Maryam, dirinya dikagetkan dengan adanya berbagai macam buah-buahan musim dingin pada saat musim panas dan buah-buahan musim panas pada saat musim dingin. Kemudian Zakaria AS merasa heran dan bertanya kepada Maryam: “Dari mana rezeki ini?” Maka Maryam menjawab: “Sesungguhnya rezeki ini datang dari sisi Allah yang memberikan rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan Dia-lah sebaik-sebaik Pemberi rezeki.”
Masalah rezeki merupakan masalah sangat penting, oleh sebab itu lafadznya diulang di dalam Al Qur`an lebih dari seratus kali. Karena rezeki merupakan salah satu perbuatan konkrit yang menunjukkan sifat rubuubiyyah (pemeliharaan) dan bukti agung atas keberadaan Allah Jalla Jalaaluh.
Demikianlah mengapa hawaariyyun (pengikut setia Nabi Isa) meminta Nabi Isa AS agar Tuhannya berkenan menurunkan kepada mereka hidangan dari langit, sehingga mereka dapat memakan hidangan tersebut dan menjadi tenang hati mereka. Lalu mereka baru akan mengakui dan meyakini kebenaran Al Masih alaihissalaam dan bersaksi bahwa itu adalah suatu bukti nyata dari Allah SWT. Sebagaimana firman-Nya: “(Ingatlah), ketika pengikut-pengikut `Isa berkata: "Hai `Isa putera Maryam, bersediakah Tuhanmu menurunkan hidangan dari langit kepada kami?" `Isa menjawab: "Bertakwalah kepada Allah jika betul-betul kamu orang yang beriman." Mereka berkata; "kami ingin memakan hidangan itu dan supaya tenteram hati kami dan supaya kami yakin bahwa kamu telah berkata benar kepada kami, dan kami menjadi orang-orang yang menyaksikan hidangan itu." Isa putera Maryam berdo`a: "Ya Tuhan kami, turunkanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami yaitu bagi orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau; beri rezkilah kami, dan Engkaulah Pemberi rezki Yang Paling Utama." Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menurunkan hidangan itu kepadamu. Barangsiapa yang kafir di antaramu sesudah (turun hidangan itu), maka sesungguhnya Aku akan menyiksanya dengan siksaan yang tidak pernah Aku timpakan kepada seorangpun di antara umat manusia." ( Al Maidah : 112-115)
Sebelumnya, Nabi Isa AS telah menasehati para pengikutnya agar merasa cukup dengan rezeki yang telah Allah SWT kepada mereka di bumi dan agar tidak meminta hidangan makanan dari langit. Karena jika hidangan itu turun kepada mereka, maka hal itu merupakan sebuah tanda dari Tuhannya dan mereka akan dicoba dengannya. Namun mereka enggan menuruti nasehat tersebut dan tetap meminta agar diturunkan hidangan dari langit. Lalu Nabi Isa AS memohon Tuhannya untuk menurunkan hidangan dari langit.
Sumber rezeki dan Sang Pemberi rezeki yang hakiki adalah Allah SWT, sebagaimana firman-Nya: “Katakanlah: "Siapakah yang memberi rezki kepadamu dari langit dan dari bumi?" Katakanlah: "Allah."” ( Saba` : 23 )
Maka Allah SWT adalah Dzat Maha Pemberi rezeki, yang memberi rezeki kepada orang yang dikehendaki-Nya. Dia pula yang melapangkan, menghalangi dan mempersempit rezeki bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya. Di tangan-Nya terdapat segala kebaikan dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh.” ( Adz-Dzariyaat : 58 )
Ar-razzaaq merupakan salah satu dari nama-nama Allah SWT yang indah. Dia SWT yang telah menciptakan manusia beserta rezeki mereka, lalu menuntun mereka kepadanya dan menyediakan berbagai sarana untuk dapat menikmati rezeki tersebut. Ar-Razzaaq merupakan sifat yang hanya dimiliki oleh Allah SWT. Sehingga, hanya dari-Nya kita mengharap datangnya rezeki dan hanya kepada-Nya kita bertawakkal dalam berupaya mendapatkannya. Allah SWT telah menafikan, bahwa tidak seorangpun atau sesuatupun sesembahan orang-orang musyrik yang sanggup menguasai rezeki. Dan Dia SWT memerintahkan untuk mengharap rezeki dari sisi-Nya, lalu menyembah hanya kepada-Nya dan bersyukur atas rezeki yang telah diberikan. Sebagaimana Allah SWT berfirman:“Dan mereka menyembah selain Allah, sesuatu yang tidak dapat memberikan rezki kepada mereka sedikitpun dari langit dan bumi, dan tidak berkuasa (sedikit juapun).” (An-Nahl 73) dan firman-Nya: “Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu adalah berhala, dan kamu membuat dusta. Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rezki kepadamu; maka mintalah rezki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada-Nyalah kamu akan dikembalikan.” (Al ‘Ankabuut : 17).
http://www.eramuslim.com/hikmah/bisnis-jihad/kisah-datangnya-rezeki-1.htm
Adalah Maryam ‘alaihassalaam hidup menyendiri di dalam sebuah ruangan dengan hanya beribadah menyembah Tuhannya. Dia tidak pernah keluar dari ruangan tersebut dan tidak seorangpun yang masuk menemuinya kecuali Zakaria AS, yaitu orang yang memeliharanya. Zakaria AS menemuinya dengan membawakan kebutuhan makan dan minumnya. Namun setiap kali dia masuk ke kamar Maryam, dirinya dikagetkan dengan adanya berbagai macam buah-buahan musim dingin pada saat musim panas dan buah-buahan musim panas pada saat musim dingin. Kemudian Zakaria AS merasa heran dan bertanya kepada Maryam: “Dari mana rezeki ini?” Maka Maryam menjawab: “Sesungguhnya rezeki ini datang dari sisi Allah yang memberikan rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan Dia-lah sebaik-sebaik Pemberi rezeki.”
Masalah rezeki merupakan masalah sangat penting, oleh sebab itu lafadznya diulang di dalam Al Qur`an lebih dari seratus kali. Karena rezeki merupakan salah satu perbuatan konkrit yang menunjukkan sifat rubuubiyyah (pemeliharaan) dan bukti agung atas keberadaan Allah Jalla Jalaaluh.
Demikianlah mengapa hawaariyyun (pengikut setia Nabi Isa) meminta Nabi Isa AS agar Tuhannya berkenan menurunkan kepada mereka hidangan dari langit, sehingga mereka dapat memakan hidangan tersebut dan menjadi tenang hati mereka. Lalu mereka baru akan mengakui dan meyakini kebenaran Al Masih alaihissalaam dan bersaksi bahwa itu adalah suatu bukti nyata dari Allah SWT. Sebagaimana firman-Nya: “(Ingatlah), ketika pengikut-pengikut `Isa berkata: "Hai `Isa putera Maryam, bersediakah Tuhanmu menurunkan hidangan dari langit kepada kami?" `Isa menjawab: "Bertakwalah kepada Allah jika betul-betul kamu orang yang beriman." Mereka berkata; "kami ingin memakan hidangan itu dan supaya tenteram hati kami dan supaya kami yakin bahwa kamu telah berkata benar kepada kami, dan kami menjadi orang-orang yang menyaksikan hidangan itu." Isa putera Maryam berdo`a: "Ya Tuhan kami, turunkanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami yaitu bagi orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau; beri rezkilah kami, dan Engkaulah Pemberi rezki Yang Paling Utama." Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menurunkan hidangan itu kepadamu. Barangsiapa yang kafir di antaramu sesudah (turun hidangan itu), maka sesungguhnya Aku akan menyiksanya dengan siksaan yang tidak pernah Aku timpakan kepada seorangpun di antara umat manusia." ( Al Maidah : 112-115)
Sebelumnya, Nabi Isa AS telah menasehati para pengikutnya agar merasa cukup dengan rezeki yang telah Allah SWT kepada mereka di bumi dan agar tidak meminta hidangan makanan dari langit. Karena jika hidangan itu turun kepada mereka, maka hal itu merupakan sebuah tanda dari Tuhannya dan mereka akan dicoba dengannya. Namun mereka enggan menuruti nasehat tersebut dan tetap meminta agar diturunkan hidangan dari langit. Lalu Nabi Isa AS memohon Tuhannya untuk menurunkan hidangan dari langit.
Sumber rezeki dan Sang Pemberi rezeki yang hakiki adalah Allah SWT, sebagaimana firman-Nya: “Katakanlah: "Siapakah yang memberi rezki kepadamu dari langit dan dari bumi?" Katakanlah: "Allah."” ( Saba` : 23 )
Maka Allah SWT adalah Dzat Maha Pemberi rezeki, yang memberi rezeki kepada orang yang dikehendaki-Nya. Dia pula yang melapangkan, menghalangi dan mempersempit rezeki bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya. Di tangan-Nya terdapat segala kebaikan dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh.” ( Adz-Dzariyaat : 58 )
Ar-razzaaq merupakan salah satu dari nama-nama Allah SWT yang indah. Dia SWT yang telah menciptakan manusia beserta rezeki mereka, lalu menuntun mereka kepadanya dan menyediakan berbagai sarana untuk dapat menikmati rezeki tersebut. Ar-Razzaaq merupakan sifat yang hanya dimiliki oleh Allah SWT. Sehingga, hanya dari-Nya kita mengharap datangnya rezeki dan hanya kepada-Nya kita bertawakkal dalam berupaya mendapatkannya. Allah SWT telah menafikan, bahwa tidak seorangpun atau sesuatupun sesembahan orang-orang musyrik yang sanggup menguasai rezeki. Dan Dia SWT memerintahkan untuk mengharap rezeki dari sisi-Nya, lalu menyembah hanya kepada-Nya dan bersyukur atas rezeki yang telah diberikan. Sebagaimana Allah SWT berfirman:“Dan mereka menyembah selain Allah, sesuatu yang tidak dapat memberikan rezki kepada mereka sedikitpun dari langit dan bumi, dan tidak berkuasa (sedikit juapun).” (An-Nahl 73) dan firman-Nya: “Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu adalah berhala, dan kamu membuat dusta. Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rezki kepadamu; maka mintalah rezki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada-Nyalah kamu akan dikembalikan.” (Al ‘Ankabuut : 17).
http://www.eramuslim.com/hikmah/bisnis-jihad/kisah-datangnya-rezeki-1.htm
No comments:
Post a Comment