Di saat rasa frustasi menyelimutinya, ia segera sadar untuk menjadikan hidupnya berguna bagi sesama selama ia diberi kesempatan hidup di dunia. Dengan mengandalkan dua kursi kayu pendek untuk menyangga tubuhnya dan untuk berjalan, ia melanjutkan hidupnya dengan tujuan dan semangat mulia, yaitu mengasuh dan membesarkan anak-anak yatim piatu.
Tinggal dan bekerja di Yiangtan Social Welfare House membantunya melalui masa masa sulit itu dan tak terasa telah 37 tahun sudah dia merawat anak yatim piatu di lembaga kemanusian tersebut. Dengan keterbatasannya sudah 130 anak yang ia besarkan. Memang tidak mudah untuk berpindah dari ranjang satu ke ranjang yang lain menggunakan bangku pendek. Belum lagi ia harus membantu memberi susu, meredakan tangisan bayi yang rewel dan mengajak mereka bermain. Namun wanita yang disebut THE STOOL MAMA ini melakukan semua dengan penuh kasih sayang dan kehati-hatian.
Pada tahun 1987, Xu menikah dengan seorang petani sayur di panti asuhan tersebut hingga akhirnya melahirkan seorang anak laki kaki. Ia amat bahagia dengan hidup dan pengabdiannya. Dalam benaknya, cacat fisik bukanlah menjadi batasan dan halangan seseorang untuk melakukan sesuatu dan berbagi dengan yang lain. Bahkan dengan kerendahan hatinya yang tulus, ia mengatakan bahwa ia bukanlah orang hebat, yang ia lakukan semata mata hanya untuk memberikan kasih sayang seorang ibu untuk anak anak yang nasibnya kurang beruntung.
Ia telah merasakan kehilangan kedua orangtuanya sejak kecil, dan mulai saat itulah ia dirawat di panti asuhan Xiantan. Dengan menggunakan kursi kecil untuk menggantikan kedua kakinya tersebut, ia mengerjakan pekerjaan rumah tangga, memberi makan, mencuci, mengganti selimut bahkan kadang membuatkan sepatu untuk 130 anak yatim asuhannya.
Seperti dikutip dari Orange.co.uk, Rabu 22 Desember, Sheng Li, salah satu anak asuh Xu menuturkan bahwa Xu adalah pahlawan di mata anak-anak penghuni panti asuhan Xiantan.
"Tanpa ibu besar (panggilan Xu Yuehua), mungkin saya telah meninggal sejak lama. Suara kursi kecil yang menjadi tanda datangnya ibu besar merupakan suara yang terindah yang pernah saya dengar hingga saat ini." ungkap Sheng Li.
"Saya bukanlah orang hebat, saya hanya melakukan apa yang seharusnya saya lakukan, yaitu memberikan kasih sayang seorang ibu untuk anak anak malang itu." ucap Xu merendah.
Sebuah pemikiran dan pelajaran yang sangat berharga, bahwa kebahagiaan selalu ada dalam setiap orang yang selalu berfikir positif, berfikir maju dan tidak terkubang dalam penderitaannya.
https://artikelmuslimah.wordpress.com/2012/05/13/kisah-nyata-wanita-tanpa-kedua-kaki-yang-merawat-130-anak-yatim-piatu/
No comments:
Post a Comment