Kisah ini terjadi
pada masa pemerintahan Kaisar Ch’in Shih Huang-ti yang dikenal kejam. Kaisar
khawatir kalau dinasti Hun akan menyerang negara tersebut dari utara. Agar dapat
memantau musuhnya tersebut, Kaisar memutuskan untuk membangun sebuah tembok
sepanjang wilayah perbatasan Cina bagian utara. Tetapi tidak lama sesudah satu
bagian selesai dibangun, bagian yang lain runtuh. Dan hal ini terjadi berulang
kali, sehingga pelaksanaan ‘proyek besar’ tersebut tidak pernah mengalami
kemajuan.
Kemudian, seorang
lelaki bijak yang merangkap salah satu anggota tim arsitek tembok tersebut
berkata kepada Kaisar, “Tembok seperti ini, yang panjangnya melebihi 10.000 mil*
hanya dapat dibangun jika anda mengorbankan dan mengubur manusia di setiap mil
dari tembok tersebut, sehingga akan ada ‘pelindung’ di setiap milnya.”
Sangat mudah bagi
kaisar untuk memenuhi nasihat ini, dengan berbagai cara Kaisar mulai menyusun
rencana untuk mengorbankan manusia dengan jumlah yang sangat besar, yaitu 10.000
orang untuk membangun 10.000 mil tembok tembok tersebut. Negara pun gempar
ketika rakyat mulai mendengar Kaisar akan melakukan rencana ini.
Pada saat Kaisar
akan memulai rencananya, datanglah seorang pemuda terpelajar menemuinya. Pemuda
tersebut berkata bahwa mengorbankan 10.000 manusia akan sangat membuat rakyat
menderita, maka pemuda tersebut mengusulkan lebih baik jika kaisar mengorbankan
1 orang saja yang bernama “Wan” – karena “Wan” berarti “sepuluh ribu”.
Kaisar menyetujui
usul ini. Maka dengan segera, ia mengerahkan prajurit-prajuritnya untuk
menelusuri negeri ini – untuk mencari seorang lelaki yang bernama Wan. Para
prajurit tersebut akhirnya menemukan seseorang bernama Wan – yang sedang duduk
bersanding dengan pengantin wanitanya di sebuah pesta pernikahan. Wan dibawa
dengan paksa oleh para prajurit – meninggalkan Meng Chiang – sang pengantin
perempuan yang sedang dinikahinya di pesta itu.
Dengan berjalan
kaki dan berlinang air mata, Meng berusaha menyusul kereta kuda prajurit yang
membawa suaminya, tak peduli berapa jauh jarak yang harus ia tempuh. Meng
berjalan melintasi pegunungan dan sungai untuk mencari suaminya.
Setelah beberapa
bulan berlalu sampailah Meng di tembok raksasa – tempat suaminya dikorbankan dan
dikuburkan. Meng tidak tahu lagi harus berbuat apa, maka ia hanya bisa duduk
tersungkur dan menangis di dinding tembok itu. Air mata cintanya ternyata
memiliki kekuatan yang luar biasa, tembok tersebut runtuh saat air mata Meng
mengalir didindingnya. Dan jasad suaminya pun muncul diantara reruntuhan tembok
itu.
Ketika Kaisar
mendengar kabar ini, maka mulai timbul rasa iba di hatinya. Kaisar memutuskan
untuk menemui Meng Chiang. Maka, Kaisar mengirimkan utusan untuk menjemput Meng
Chiang, dan Meng pun akhirnya dihadapkan pada raja. Kecantikan Meng Chiang
ternyata dapat menggetarkan hati sang Kaisar, sehingga ia memutuskan untuk
menjadikan Meng Chiang sebagai permaisurinya.
Meng Chiang tahu
betul bahwa ia tidak akan dapat menolak kehendak sang Kaisar. Jadi Meng tetap
menyetujuinya, tetapi dengan tiga syarat : Pertama, harus dilangsungkan
pesta selama 49 hari untuk menghormati suaminya. Kedua, sang Kaisar
beserta seluruh pejabat negara harus datang dan menghormati pemakaman suaminya
dalam sebuah proses pemakaman yang megah. Ketiga, sang Kaisar harus
mendirikan menara berteras dari batu setinggi 49 kaki** di tepi sungai, dimana
dia ingin memberikan persembahan dan bersembahyang untuk suaminya.
Sebagai Kaisar,
sangat mudah bagi bagi Ch’in Shih Huang-ti untuk mengabulkan permohonan itu.
Semua permintaan Meng akhirnya dipersiapkan.
Ketika semua sudah
siap, Meng Chiang naik ke atas menara batu yang dimintanya tersebut.. dengan
berteriak-teriak – dan didengar oleh seluruh pejabat kerajaan dan undangan yang
hadir di pesta – Meng mulai mengutuk kekejaman dan kejahatan Kaisar dengan
lantang.
Meskipun di dalam
hatinya Kaisar sangat murka, tetapi ia tetap berusaha tenang. Tetapi ketika
Kaisar melihat Meng Chiang terjun ke dalam sungai dan tewas, dia menjadi murka
dan memerintahkan para prajuritnya untuk memotong-motong tubuh Meng Chiang dan
melumatkannya.
Ketika mereka
melakukan ini, bagian-bagian tubuh Meng Chiang berubah menjadi ikan-ikan kecil
keperakan, di mana jiwa Meng Chiang yang penuh kesetiaan bersemayam di dalamnya…
*Setara dengan 16.000 km, yaitu rencana
awal panjang tembok China pada pemerintahan Kaisar Ch’in Shih Huang-ti. Tembok
ini kemudian dilanjutkan oleh dinasti-dinasti yang lain. Saat ini, panjang
tembok China masih belum diketahui secara pasti, tembok yang masih utuh memiliki
panjang sekitar 6.700 km dan setelah itu terputus-putus di banyak bagian,
menurut catatan sejarah diperkirakan panjang total tembok China jika tidak
terputus-putus adalah 50.000 li (sekitar 25.000
km).
http://siiebirue.blogspot.com/2011/07/kisah-air-mata-meng.html
http://ariefsniper.blogspot.com/2011/12/kisah-ini-terjadi-pada-masa.html
http://siiebirue.blogspot.com/2011/07/kisah-air-mata-meng.html
http://ariefsniper.blogspot.com/2011/12/kisah-ini-terjadi-pada-masa.html
Alhamdulillah ...akhirnya ada artikel baru..makasih Pak
ReplyDelete