Monday, July 2, 2012

Sepenggal Pelajaran dari Marilyn Monroe


Ia adalah seorang aktris Amerika ternama dan termasuk yang paling terkenal di Hollywood. Pendapat orang tentang dirinya : “Ia adalah bintang Hollywood yang tidak pernah redup cahayanya, pamornya tidak pernah padam, dan pembicaraan tentang dirinya tidak pernah ada putusnya.”

Wanita terkenal ini telah meninggal dunia sejak 40 tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 5 Agustus 1962M, dalam keadaan yang serba tidak jelas.

Bagaimanakah kehidupan wanita yang semasa hidup dan sesudah matinya menghebohkan dan menyibukkan dunia ini, yang meninggalkan dunia di atas gelombang ketenarannya, di bawah kilat kejayaannya, dan pada puncak keremajaannya yang sampai sekarang masih terus diperbincangkan. Bagaimanakah kehidupannya yang sebenarnya? Apakah ia bahagia dalam kehidupannya? Apakah ketenarannya dapat memenuhi segala kehidupannya?

Semoga kisah tentang dirinya berikut dapat menjadi dasar dan acuan yang paling valid untuk mengetahui kebahagiaan yang dirasakannya. Ia bercerita bawah ia tumbuh dalam keluarga yang dilingkupi oleh kesusahan dan dikelilingi oleh kesedihan. Ia tidak tahu siapa ayah kandungnya. Ia tidak menemukan seorang ibu yang menyayanginya. Tidak pula ada seorang pun yang pernah menepuk-nepuk pundaknya sambil mengatakan perkataan-perkataan yang biasa dikatakan kepada anak kecil : “Engkau cantik sekali…”

Ia juga mengakui bahwa nama laki-laki yang tertera di akte kelahirannya adalah salah seorang kekasih ibunya yang mungkin dipilih dengan cara undian sebagai seorang ayah bagi anak yang baru dilahirkan.

Marilyn juga berkata : “Setelah ia mengalami depresi berat, panti asuhan lah yang menjadi tempat tinggalnya. Di panti ini, banyak sekali keluarga yang ingin mengadopsinya sebagai anak angkat, sampai akhirnya ia di adopsi oleh wanita tua yang bernama Ana Laudur. Ia tinggal bersama wanita ini sampai jenjang SMA. Ibu angkatnya menyadari bahwa anaknya telah beranjak dewasa dan semakin cantik. Para pemuda kota Los Angeles selalu mengikutinya kemanapun ia pergi, sampai akhirnya ibunya pun berencana menikahkannya dengan seorang pemuda bernama Jim Dougherty, namun sayang ia tidak mencintainya dan tidak pernah merasa bahagia dengan laki-laki itu. Dari sinilah kemudian ia mulai meniti kariernya di dunia entertainment (hiburan), yang mengakibatkan suaminya merasa cemburu dan akhirnya kehidupan rumah tangganya berakhir dengan perceraian. Setelah itu, mulailah Marilyn terkenal sebagai seorang aktris.

Kemudian setelah itu, ketenarannya terus melonjak sehingga memicu berkobarnya api kecemburuan dan kedengkian di kalangan orang banyak -sebagaimana yang dikatakan Marilyn- namun dia merasa tidak merasa perlu untuk memadamkan semua itu. Marilyn juga pernah mengatakan bahwa ia ingin sekali keluar bermain bersama orang-orang yang tidak mengenal siapa dirinya, namun mereka mengajaknya semata-mata karena perasaan cinta.

Marilyn mengaku bahwa ia tidak mencintai seorang pun dari ketiga suaminya (Jim Dougherty, Arthur Miller dan Joe DiMaggio). Ia pun mengakui bahwa laki-laki yang dicintainya adalah seorang penulis skenario drama Amerika bernama Arthur Miller. Akan tetapi perkawinan -sebagaimana penuturannya- menghancurkan semua perasaan cinta itu. Maka dari itu, Ia pun memutuskan untuk berpisah dan bercerai dengannya, namun tetap bersahabat.

Marilyn meyakinkan bahwa pengalaman yang paling buruk dalam hidupnya adalah ketika semua orang berusaha memanfaatkannya, bahkan keluarga terdekatnya sekalipun. Yang perlu diingat pula bahwa fase kehidupan wanita ini merupakan rentetan keburukan yang saling berkaitan. Selain itu, sama sekali ia tidak pernah memberikan jasa kepada orang lain.

Di antara rentetan keburukan yang paling terkenal adalah hubungan gelapnya dengan presiden John F. Kennedy, yang meninggalkannya setelah mendapat kursi kepresidenan, yang kemudian digantikan oleh saudaranya Robert Kennedy. Hubungan gelap tersebut menyebabkan masalah yang banyak sekali. Bahkan, ada yang menduga keluarga Kennedy ikut bertanggung jawab atas kematian Marilyn.

Bagaimanakah akhir kehidupan wanita ini?

Mereka menemukan Marilyn dalam keadaan sudah tidak bernyawa di dalam rumahnya. Tim forensik yang menangani kasusnya menyatakan bahwa ia mati bunuh diri. Tim itu juga menemukan sebuah surat rahasia yang tersimpan dalam kotak penyimpanan di Manhattan, New York. Surat tersebut memberikan sedikit titik terang penyebab bunuh dirinya Marilyn Monroe, sebab pada sampul surat itu tertuliskan kalimat : “Jangan dibuka sebelum aku mati”.

Ketika tim membukanya, ternyata surat itu berisi tulisan tangan Marilyn Monroe. Tulisan itu tertuju kepada seorang wanita yang meminta saran tentang bagaimana caranya agar menjadi bintang. Dalam jawabannya kepada penanya itu dan kepada siapa saja yang ingin menjadi bintang, Marilyn berkata : “Berhati-hatilah terhadap sanjungan dan terhadap kegemerlapan yang menimpamu. Sungguh aku merasa sebagai wanita yang paling sengsara di dunia ini. Aku tidak bisa menjadi seorang ibu. Aku lebih mementingkan rumah dan kehidupan keluarga terhormat diatas segala-galanya. Sebenarnya, kebahagian hakiki seorang wanita terdapat pada ikatan kehidupan rumah tangga yang suci. Kehidupan kelaurga merupakan lambang kebahagian seorang wanita, bahkan kebahagiaan seluruhnya."

Di akhir suratnya ia berkata : ”Orang-orang telah menzhalimi aku. Bergelut dalam bidang hiburan, sama dengan menjadikan seorang wanita bagaikan barang murahan yang hina walau bagaimanapun banyaknya sanjungan dan ketenaran yang justru mematikan. Aku menyarankan kepada semua wanita agar jangan bergelut dalam bidang ini ataupun sebagai pemainnya. Sesungguhnya kematian mereka akan sama seperti kematianku.”

Demikianlah keadaan bintang ini dan itulah beberapa nasehat yang ia berikan di akhir ketenarannya. Banyak sekali pelajaran yang dapat dipetik dari kisah ini, namun sayang sekali sedikit sekali orang yang mau mengambilnya.

Oleh karena itu, adakah orang yang mau mengambilnya sebagai PELAJARAN?

Sumber : Buku “Cara Bertaubat Menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah” (Syaikh Muhammad bin Ibrahim al-Hamd)
http://kisahislam.net/2011/11/13/sepenggal-pelajaran-dari-marilyn-monroe/

No comments:

Post a Comment