Tuesday, January 18, 2011

Menjaga Hati dan Bersyukur

Abdurrahman bertanya, “Bagaimanakah trik mendapatkan hati yang selalu terjaga wahai Abu Hazim?"

Ia menjawab, “Ketika hati diperbaiki maka dosa-dosa besar terampuni... dan jika seorang hamba bertekad meninggalkan dosa, maka ia akan diliputi hati yang selalu terjaga. Jangan lupa wahai Abdurrahman bahwa kemewahan dunia akan menyibukkan hati dari kenikmatan akhirat... setiap nikmat yang tidak menjadikanmu dekat dengan Allah maka itu adalah bencana.”

Anak Abdurrahman berkata, “Sesungguhnya syaikh kami banyak dan kepada siapakah kami berteladan.”

Abdurrahman menjawab, “Wahai anakku, teladanilah syaikh yang paling takut kepada Allah secara sembunyi-sembunyi dan menahan diri dari mengumbar aib... memperbaiki dirinya sejak masa muda dan hal itu tetap berlangsung hingga masa tua. Ketahuilah wahai anakku, tidaklah mentari bersinar di pagi hari melainkan pada hari itu nafsu dan ilmu akan menghampiri penuntut ilmu, lalu keduanya saling bertarung dalam dadanya dengan dahsyatnya... jika ilmunya mengalahkan nafsunya maka hari itu adalah hari keberuntungannya... tetapi jika nafsunya yang mengalahkan ilmunya maka hari itu adalah hari kerugiannya."

Abdurrahman berkata, “Seringkali anda menasihati kami untuk bersyukur wahai Abu Hazim, apa sebenarnya hakikat syukur itu?”

Ia mengatakan, “Tiap-tiap anggota dari tubuh kita, punya hak untuk kita syukuri.”

Abdurrahman berkata, “Bagaimana (cara) bersyukurnya kedua mata?”

Ia menjawab, “(Yaitu) bila kamu melihat kebaikan dengan keduanya maka kamu mengumumkannya, dan bila kamu melihat keburukan maka kamu menutupinya.”

Abdurrahman berkata lagi, “Bagaiman (cara) bersyukurnya kedua telinga?”

Ia menjawab, “Bila kamu mendengar kebaikan dengannya maka kamu memahaminya, dan bila kamu mendengar keburukan maka kamu menimbunnya.”

“Bagaimana (cara) bersyukurnya kedua tangan?” kata Abdurrahman lagi.

Ia menjawab, “Hendaklah kamu tidak mengambil apa yang bukan milikmu dengannya... Hendaklah kamu tidak melarang hak dari hak-hak Allah dengannya... dan janganlah terlewatkan olehmu wahai Abdurrahman, bahwa orang yang hanya bersyukur dengan lisannya dan tidak mengikut sertakan seluruh anggota badan dan hatinya bersamanya... maka perumpamaannya adalah sama dengan orang yang memiliki kain (baju), tetapi ia hanya memegang ujungnya dan tidak mengenakannya... Maka yang demikian itu tidaklah melindunginya dari panas dan tidak pula membentenginya dari dingin.”

Silahkan selengkapnya berkunjung ke http://saga-islamicnet.blogspot.com/2010/12/kisah-abu-hazim-salamah-ibn-dinar.html#ixzz1BNI3nywA

No comments:

Post a Comment