(disadur dari buku "Ketika Rasul Bangun Kesiangan" oleh Muslich Taman)
Masyitah dan anak-anaknya tinggal di kerajaan Firaun. Ia menjadi pelayan dari putri Firaun. Ia adalah sosok perempuan yang menakjubkan karena kereguhan hatinya. Ia lebih memilih disiksa demi mempertahankan keyakinan daripada dipaksa harus mengakui Firaun sebagai tuhan. Dengan mata kepalanya sendiri ia melihat anak-anaknya menjerit pilu lalu dimasukkan ke tungku timah yang mendidih. Kemudian, giliran dirinya yang dimasukkan dalam tungku itu. Namun, keteguhan imannya mampu mengalahkan semua itu. Keimanannya terjaga sampai ia meregang nyawa.
Rasulullah pernah bercerita… Ketika menjalani Isra’ dan Mi’raj, beliau mencium aroma yang sangat harum.
“Aroma harum apa ini?” Tanya Rasulullah kepada Jibril.
“Masyitah dan anak-anaknya. Ia adalah pelayan dari putrid Firaun.” Jawab Jibril.
“Apa yang membuatnya wangi seperti ini?” Tanya Rasulullah lagi.
Jibril kemudian menceritakan kisah Masyitah… Suatu hari, Masyitah sedang menyisir rambut putrid Firaun. Tiba-tiba sisirnya terjatuh. Saat mengambilnya, ia mengucapkan, “Bismillah… (dengan menyebut nama Allah).” Putri Firaun kaget dengan ucapan yang baru ia dengar itu.
“Kenapa bukan nama ayahku yang kausebut?” Tanya Putri Firaun.
“Tidak,” jawab Masyitah. “Tuhanku dan Tuhan ayah kamu adalah Allah.”
Hal itu kemudian sampai ke telinga Firaun. Firaun pun memanggil Masyitah.
“Apakah kau mengakui adanya tuhan selain aku?” Tanya Firaun.
“Ya! Tuhanku dan Tuhan tuan adalah Allah.” Jawab Masyitah dengan tegar.
Seketika Firaun marah besar. Ia langsung memerintahkan para punggawa kerajaan untuk menyiksa Mayitah dan anak-anaknya, kecuali jika Masyitah mau menarik ucapannya.
Namun Masyitah tetap dengan pendiriannya. Ia dan anak-anaknya pun dimasukkan ke tungku berisi timah yang mendidih. Sebelum dimasukkan, Masyitah meminta agar nanti tulangnya dan tulang-tulang anak-anaknya dibungkus dalam satu kain kafan. Permintaan itu pun dituruti Firaun.
Keteguhan Masyitah menunjukkan bahwa hati tidak dapat dikuasai oleh siapa pun kecuali oleh Penggenggam Kalbu, Allah swt. Mungkin saja orang menguasai tubuh, tetapi ia tidak mungkin bisa menguasai hati.
No comments:
Post a Comment