Wednesday, April 11, 2012

Benci Menjadi Cinta

Berteman dengan siapapun adalah sesuatu yang menggembirakan. Banyak mutiara hikmah yang berserakan yang bisa dipelajari justru muncul dari orang-orang yang sederhana. Salah satunya adalah penjual sate ayam tetangga di rumah. Awal mengenalnya adalah pada saat bulan suci ramadhan beberapa tahun yang lalu. Orang Madura ini sangat baik dan ramah. Itulah yang membuat dagangan satenya menjadi ramai.

Pada suatu hari dia bertutur bahwa pada saat bulan ramadhan biasanya dia bisa kewalahan melayani pembeli, sehingga seringkali dia meminta bantuan saudaranya untuk ikut berjualan, termasuk bapaknya sendiri.

Pada satu sore di bulan puasa sudah banyak pembeli yang mengantri. Bapak dan saudara-saudara sibuk melayani sementara dia pulang untuk mengambil lontong dan sate ayam cadangan di rumah.

Sekembalinya ke warung, pembeli sudah mulai berkurang. Adzan maghrib berkumandang. Sang bapak menghampiri dirinya dan mengatakan kalau kotak uang penjualan hari ini telah hilang diambil orang. Sebagai gantinya bapaknya bersedia bekerja selama ramadhan tidak usah digaji.

Hari telah berlalu, seminggu kemudian menjelang adzan maghrib ada seorang pemuda datang memesan sate ayam beserta lontong. Bapaknya langsung melayaninya. Orang itu dilayani dengan istimewa, membuat anaknya menjadi heran, kenapa bapaknya memperlakukan dia sangat istimewa. Mulai dari membakarkan sate, menyiapkan lontongnya, teh hangatnya dengan sangat ramahnya.

“Siapa dia, pak? Kenapa bapak melayani dengan sangat istimewa? Apa dia pejabat kelurahan?” Katanya penuh keheranan.

“Bukan. Dia adalah yang mengambil kotak uangmu tempo hari.” Jawab bapaknya.

Mendengar jawaban bapaknya seperti itu rasanya darahnya mendidih. Pengen rasanya dia meluapkan amarahnya pada orang itu.

Tetapi bapaknya mencegahnya dengan mengatakan. "Jangan kamu luapkan amarahmu. Dia adalah guru sejatimu... Sebab dari dialah kamu bisa belajar mengubah bencimu menjadi Cinta."

Mengingat kejadian itu, matanya nampak berkaca-kaca, beberapa kali tangannya mengusap air mata yang yang jatuh di pipinya untuk memahami makna hidup yang diajarkan oleh bapaknya tentang mengubah benci menjadi cinta. Subhanallah..


"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak Mengetahui." (QS. Al Baqarah : 216)

http://fadil.blogsome.com/2010/10/12/benci-menjadi-cinta/#more-142

No comments:

Post a Comment