Mereka bukan orang biasa. Mereka ingin membuktikan bahwa mantan pecandu Narkoba dan stigma Orang Hidup dengan HIV/AIDS (ODHA) bukanlah sampah dan menjadi halangan untuk berprestasi dan membanggakan nama bangsa. Dalam Komunitas Rumah Cemara, mereka ingin membuktikan hal ini. Pertandingan sepakbola dipilih sebagai medium untuk penyebaran informasi mengenai bahaya narkoba dan juga permasalahan seputar HIV/AIDS. Sepakbola juga menjadi bahasa universal agar masyarakat tak lagi enggan berinteraksi dengan mereka.
Ginan Koesmayadi, salah seorang penggagas Komunitas Rumah Cemara adalah juga penderita HIV/AIDS. Bersama teman-temannya di Komunitas Rumah Cemara, Ginan menyadari bahwa sepakbola dapat membantu mereka untuk melepaskan stigma negatif yang selama ini melekat di masyarakat. Caranya? Pertandingan sepakbola yang mereka lakukan adalah pertandingan biasa. Namun, usai pertandingan, mereka mengajak lawan mainnya untuk bertandang ke Rumah Cemara. Saat menjamu tamu itulah mereka mulai menyampaikan informasi tentang apa dan siapa Rumah Cemara.
Dalam dua tahun terakhir, program sepakbola ini telah berhasil menyatukan lebih dari 300 orang dengan HIV/AIDS, pengguna NAPZA, dan masyarakat umum dari berbagai latar belakang di seluruh wilayah Jawa Barat. Sepakbola telah mengantarkan Ginan dan rekan-rekan lain dalam komunitas Rumah Cemara untuk dapat diterima dengan baik dan sama seperti pemain sepakbola semi-pro lainnya. Mereka bertanding sepakbola tanpa mempertanyakan identitas siapa lawannya.
Pada tingkat nasional, Rumah Cemara berhasil meraih juara pertama dalam turnamen sepakbola yang diselenggarakan oleh Badan Narkotika Nasional dua tahun berturut-turut, yaitu pada tahun 2009 dan 2010. Di tingkat global, program sepakbola ini berhasil menjadi juara pertama dalam kompetisi ide internasional bertemakan ‘Changing Lives through Football’ yang diadakan oleh organisasi Ashoka, bekerja sama dengan Nike International. Tahun 2011, mereka kembali diundang dalam Homeless Worldcup di Paris, Perancis dean Ginan terpilih menjadi kapten terbaik.
Terlepas dari semua prestasi tersebut, sepakbola telah mengantarkan mereka pada prestasi tertinggi, penerimaan dan kesetaraan tanpa diskriminasi sebagai orang yang hidup dengan HIV/AIDS. Sepakbola bukan hanya untuk menjaga kesehatan fisik mereka. Melalui pertandingan sepakbola, mereka ingin membuktikan bahwa sportivitas juga dapat menerima mereka dan memberikan kesempatan kedua untuk meraih masa depan baru.
Published: 06 Feb 2012 05:21:00 WIB by: kickandy
http://www.kickandy.com/heroes/index.php/candidate/Ginan_Koesmayadi_31_tahun.html
No comments:
Post a Comment