Monday, February 21, 2011

Keajaiban Pujian

Seorang anak muda di London bercita-cita menjadi penulis. Tetapi kelihatannya, keinginan itu sulit sekali tercapai. Dia mencicipi bangku sekolah hanya empat tahun. Kemudian ayahnya dipenjara karena terlalu banyak hutang.

Anak itu harus bertahan hidup tanpa ayahnya. Ia bekerja sebagai penempel label botol di sebuah gudang yang penuh tikus. Ia tidur di loteng bersama dua orang anak lelaki yang sama miskinnya.

Dengan keberanian dan keyakinan bahwa ia bisa menulis, pemuda ini mempersiapkan karya-karyanya untuk dikirimkan ke penerbit. Ia melakukannya di malam hari, agar tidak ditertawakan orang lain. Tulisannya yang pertama, kedua, dan seterusnya - semuanya ditolah oleh penerbit.

Sampai akhirnya, terjadilah titik balik. Sebuah tulisannya diterima dan diterbitkan. Ia tidak mendapatkan honor sepeser pun. Tetapi, editor penerbitan memuji bakat dan kemampuannya menulis.

Pujian kecil itu begitu membekas dalam pikirannya. Begitu berbahagianya ia sehingga beberapa saat hanya berjalan mondar-mandir sambil berurai air mata. Tekadnya semakin kuat untuk terus menulis dan memperbaiki teknik penulisannya.

Beberapa tahun kemudian, dunia mengenal namanya. Karya-karyanya dibicarakan di seluruh muka bumi. Nama pemuda itu adalah Charles Dickens.

Kalau saja kita tidak terlalu pelit memuji orang, mungkin akan banyak sekali orang yang dikuatkan hatinya, seperti Charles Dickens.

+++

Pernahkah anda menyadari bahwa tindakan sederhana seperti memberikan pujian pada orang lain, memiliki arti yang sangat besar bagi orang tersebut? Begitu besar artinya, sehingga hal tersebut bisa mengubah kehidupan seseorang menjadi lebih baik.

Jangan ragu untuk memberi pujian bagi orang lain, karena segala energi positif yang kita pancarkan lewat pujian itu akan memberikan rasa percaya diri yang luar biasa pada orang tersebut. Dan semakin dia melihat segala sesuatu dengan positif, semakin dia merasakan energi positif itu berlipat ganda dalam dirinya.

Tak hanya itu, kekuatan memberikan pujian juga akan membawa kedamaian hati bagi orang yang memberikannya.

Disadur dari buku "Ternyata Kita bisa Mengubah Arah Angin" karya Necy Tanudibyo

No comments:

Post a Comment