Thursday, January 19, 2012

Wajah Mayat Berubah Menjadi Himar

Dalam terik panas mentari yang memancar menyinari tanah Baitul Haram, seorang ulama zuhud yang bernama Muhammad Abdullah al-Mubarak berangkat dari rumahnya untuk menunaikan ibadah haji. Setiba di sana dia melihat seorang pemuda sedang asyik membaca selawat dalam keadaan ihram. Bahkan di Padang Arafah dan di Mina pemuda tersebut hanya membasahkan lidahnya dengan selawat ke atas Nabi. “Hai saudara,” tegur Abdullah kepada pemuda tersebut. “Setiap tempat ada bacaannya tersendiri. Kenapa saudara tidak memperbanyak doa dan solat sedangkan itu yang lebih dituntut? Saya lihat saudara asyik membaca selawat saja.”

”Saya punya alasan tersendiri,” jawab pemuda itu. “Saya meninggalkan Khurasan, tanah air saya untuk menunaikan haji bersama ayah saya. Pada saat kami sampai di Kufah, tiba-tiba ayah saya sakit parah, hingga menghembuskan nafas terakhir di pangkuan saya sendiri. Dengan kain sarung yang ada, saya tutup mukanya. Celakanya, pada saat saya menyingkapkan kain sarung tersebut, wajah ayah saya telah berubah menjadi himar. Saya malu sekali. Bagaimana mungkin saya bisa memberitahu orang-orang tentang kematian ayah saya, sedangkan wajahnya begitu buruk sekali?

Saya terduduk di sisi mayat ayah saya dalam keadaan kebingungan. Akhirnya saya tertidur dan bermimpi. Dalam mimpi itu saya melihat seorang pemuda yang tampan dan baik akhlaknya. Pemuda itu memakai tutup muka. Dia lantas membuka penutup mukanya ketika melihat saya dan berkata, ‘Mengapa kamu bersedih hati dengan apa yang telah terjadi?’

Maka saya menjawab, ‘Bagaimana saya tidak bersedih hati sedangkan dia adalah orang yang paling saya sayangi?’

Pemuda itu pun mendekati ayah saya dan mengusap wajahnya sehingga ayah saya berubah wajahnya menjadi seperti sediakala. Saya segera mendekati ayah dan melihat ada cahaya dari wajahnya seperti bulan yang baru terbit pada malam bulan purnama.

'Engkau siapa?’ tanya saya kepada pemuda yang baik hati itu.

‘Saya yang terpilih (Muhammad).’

Saya lantas memegang jarinya dan berkata, ‘Wahai tuan, beritahulah saya, mengapa peristiwa ini bisa terjadi?’

‘Sebenarnya ayahmu seorang pemakan harta riba. Allah telah menetapkan bahwa orang yang memakan harta riba akan ditukar wajahnya menjadi himar di dunia atau di akhirat nanti. Allah telah menjatuhkan hukuman itu di dunia dan tidak di akhirat. Semasa hidupnya ayahmu juga seorang yang istiqamah mengamalkan selawat sebanyak seratus kali sebelum tidur. Maka ketika semua amalan umatku ditontonkan, malaikat telah memberi tahu keadaan ayahmu kepadaku. Aku telah memohon kepada Allah agar Dia mengizinkan aku memberi syafaat kepada ayahmu. Dan inilah aku datang untuk memulihkan semula keadaan ayahmu.’”

http://alawiy.wordpress.com/kalam/wajah-mayat-berubah-menjadi-himar/

No comments:

Post a Comment