by Andrie Wongso on Wednesday, July 7, 2010 at 5:58pm.
Suatu hari di tengah hutan, bunga mawar menertawakan pohon cemara. Katanya, “Meskipun kamu tumbuh begitu tegap, tapi kamu tidak harum sehingga tidak bisa menarik kumbang dan lebah untuk mendekat.”
Pohon cemara diam saja. Kemudian, bunga mawar menceritakan keburukan pohon cemara dimana-mana. Akhirnya, pohon cemara menjadi tersingkir dan menyendiri di tengah hutan.
Ketika musim dingin yang hebat datang, salju turun dengan lebatnya. Bunga mawar yang sombong itu, kesulitan mempertahankan kehidupannya. Demikian juga dengan pohon dan bunga-bunga lainnya. Hanya pohon cemara yang masih tegak berdiri, di tengah badai salju dingin yang menerpa bumi.
Pada tengah malam yang sunyi, salju berbincang-bincang dengan pohon cemara.
Kata salju, “Setiap tahun, saya datang ke muka bumi ini. Dan kamulah satu-satunya yang dapat melewati ujian saya. Kamu mampu berdiri tegak, dalam menahan segala macam tekanan alam.”
Teman-teman yang luar biasa!
Ada peribahasa Timur yang berbunyi demikian: “Menabur debu dengan angin berlawanan”. Ada juga ungkapan begini: “Menengadah ke langit dan membuang ludah.” Semuanya mengisahkan kebodohan-kebodohan yang dilakukan seseorang, hingga akhirnya mencelakakan dirinya sendiri.
Bunga mawar dalam cerita atas bersifat congkak, dan kepuasan yang didapatnya hanya bersifat sebentar. Sementara itu, pohon cemara berlapang dada, hatinya bagaikan langit besar tak bertepi saat menerima fitnah dan cela.
Mari, belajar dari si pohon cemara. Dia tegar saat “menahan serangan”, baik itu serangan berupa tindakan, ucapan, atau pikiran. Ia mampu menjadikannya sebagai sesuatu yang sejuk, hangat, dan damai.
Ingat, dengan keteguhan jiwa dan pikiran, kebahagiaan dapat kita raih. Caci maki dan fitnah sekalipun, tidak akan mampu menjatuhkan orang yang kuat! Setuju kan?
Salam sukses, luar biasa!
No comments:
Post a Comment