Alkisah ada seorang raja muda yang baru diangkat karena bapaknya, Raja sebelumnya, telah wafat. Walaupun sang raja muda bijak tapi ia masih muda dan banyak orang yang memandang remeh padanya. Dan hal ini membuatnya berusaha keras membuktikan bahwa ia bisa.
Suatu hari sang raja pergi ke pedalaman negrinya untuk melihat keadaan di sana bersama perdana menterinya. Karena letaknya jauh, mereka mempergunakan perahu kayu.
Dalam perjalanan, dengan alam yang indah diiringi suara air yang tenang, maka sang raja dan perdana menteri pun tertidur. Melihat kedua orang tertidur, 2 orang pendayung perahu tersebut merasa iri. Pendayung pertama berkata pada yang ke dua, "Enak sekali melihat mereka tertidur, tidak seperti kita yang harus bekerja keras seperti ini..."
Temannya berkata, "Mereka kan pangkatnya lebih tinggi dari pada kita."
Pendayung pertama bertanya, "Tahu apa kau? Mereka kan sama seperti kita, sama-sama manusia... Kalau sang raja boleh lah karena ia memang turunan raja-raja, tetapi si perdana menteri itu apa?"
Tanpa mereka sadari sang raja mencuri dengar percakapan mereka. Terbangunlah sang raja dan berkata pada mereka, "Kita singgah dulu di sini, saya merasa capai."
Mereka pun beristirahat. Kemudian sang perdana mentri melanjutkan tidurnya di tempat persinggahan. Dalam hati pendayung perahu tersebut berkata "Dasar pemalas!"
Tetapi beberapa saat kemudian istirahat mereka terganggu oleh suara ribut, namun karena sangat capai sang perdana menteri tetap tertidur.
Sang raja berkata pada pendayung perahu pertama "Coba kau selidiki apa yang menyebabkan istirahat kita terganggu..." Lalu pergilah sang pengayuh kayu.
Setelah melihat apa yang menjadi biang keributan, ia kembali dan berkata, "Ada anjing sedang berkelahi, tuan..."
Lalu sang raja berkata, "Ada berapa banyak?"
Sang pendayung perahu kembali pergi melihat dan kembali menyampaikan informasinya, "7 ekor tuan..."
Lalu tanya sang raja, "kenapa mereka berkelahi?"
Kembali lagi sang pendayung perahu ke TKP, sekembalinya ia berkata, "Mereka memperebutkan makanan, tuan..."
Lalu sang raja berkata, "Makanan apakah yang diperebutkan?"
Kembali lagi ia melihat TKP, dan berkata, "Sekerat daging tuan..."
Lalu tanya sang raja, "Berapa banyak yang betina dan berapa banyak yang jantan?"
Kembali lagi ia pergi ke tempat anjing-anjing itu sambil berpikir, "Kurang ajar, mungkin sang raja mendengar perkatan saya tadi dan marah, sekarang beliau ngerjain saya."
Setelah kembali ia berkata, "tiga jantan dan empat betina"
Lalu sang raja membangunkan sang perdana menteri dan berkata padanya, "Kenapa kau tak bangun di suara berisik ini?"
Lalu jawab perdana menteri, "Maaf, saya kecapaian karena perjalanan ini, tuan..."
Lalu sang raja berkata padanya, "Coba kau selidiki apa yang menyebabkan suara berisik itu!"
Lalu pergilah sang perdana menteri dan tak lama kemudian kembali dengan informasinya dan berkata, "Ada tujuh anjing muda yang ribut memperebutkan sekerat daging tupai, tuanku... Nampaknya mereka kelaparan ditinggal oleh induknya, anjing-anjing itu bagus ada empat betina dan tiga jantan, lima berwarna coklat gelap dan dua belang-belang, kalau tuan ku berminat kita bisa membawanya setelah kita beri makanan dan pulang dari tujuan kita..."
Lalu sang raja melihat pada sang pendayung perahu dengan senyuman penuh arti... Inilah jawaban yang diberikan oleh sang raja pada keraguan pendayung perahu tentang kemampuan perdana menterinya.
No comments:
Post a Comment