Daniel Streich, anggota Partai Rakyat Swiss (SVP) menjadi sosok terkenal. Bukan saja awalnya dia sangat menentang keras pembangunan masjid di negaranya, melainkan dirinya secara mengejutkan berpindah haluan menjadi seorang muslim.
Situs islamicbulettin.com melaporkan Streich penganut kristen taat. Dia dibesarkan dengan ajaran Kristiani dan semasa kecil pernah bercita-cita menjadi pastor. Namun ketika remaja niatnya berubah. Ia mulai gemar berpolitik dan tanpa ragu terjun langsung menjadi anggota partai ternama di Swiss.
SVP bukan partai sembarangan. Di dalamnya terdiri dari cendekia, ilmuwan, pelajar, dan pegiat bukan dari kalangan muslim. Partai ini menjadi penentang nomor wahid penyebaran Islam di Swiss dan Streich paling vokal menyerukan penutupan masjiddi seantero Negeri Cokelat ini.
Streich mempropagandakan anti-Islam ke seluruh negaranya. Ia menaburkan benih-benih kemarahan dan cemoohan bagi umat Islam di Swiss. Ia merasa mimbar dan kubah masjid tidak cocok dengan budaya negara itu. Ia juga menuding Islam agama teroris, pembuat onar, dan kekerasan.
Dalam usahanya menyingkirkan Islam dari Swiss, lelaki ini malah mempelajari Alquran dan Islam. Ia berharap dengan memahami ajaran Nabi Muhammad itu, dia mampu meruntuhkan iman kaum muslim. Yang terjadi, ia malah terpesona dengan agama rahmatan lil alamin ini.
Semakin jauh Streich belajar Islam, semakin tenggelam dia dalam keindahan agama samawi itu. "Banyak perbedaan saya dapatkan ketika mempelajari Islam. Agama ini memberikan saya jawaban logis atas pertanyaan hidup penting dan tidak saya temukan di agama saya," katanya.
Presiden Organisasi Konferensi Islam (OKI) Abdul Majid Aldai mengatakan orang Eropa sebenarnya memiliki keinginan besar mengetahui Islam dan hubungan antara Islam dengan terorisme, sama halnya dengan Streich.
Dulu, Streich sering meluangkan waktu membaca Alkitab dan pergi ke gereja, tapi sekarang ia membaca Alquran dan melakukan salat lima waktu setiap hari. Dia keluar dari SVP dan mengumumkan status muslimnya. Streich bilang telah menemukan kebenaran hidup dalam Islam yang tidak dapat ia temukan dalam agama sebelumnya.
http://www.merdeka.com/khas/daniel-streich-pembenci-masjid-akhirnya-bersujud-para-pencari-tuhan-3.html
Thursday, February 28, 2013
Wednesday, February 27, 2013
Lima Hak Al-Qur'an
“Ki, bukankah Al-Qur’an merupakan petunjuk bagi kita ki?” Tanya Maula.
“Benar Nak Mas, bahkan dengan tegas Al-Qur’an menyatakan bahwa ‘tidak ada keraguan di dalamnya’ sebagai petunjuk orang-orang mutaqin.” Jawab Ki Bijak, sambil mengutip ayat Al-Qur’an.
"Kitab (Al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa." (QS. Al-Baqarah [2] : 2)
“Lalu kenapa masih banyak orang yang membaca Al-Qur’an, tapi masih banyak di antara kita yang masih kelimpungan mencari petunjuk lain selain Al-Qur’an, apanya yang salah ki?” Tanya Maula.
“Tidak ada yang salah bagi kita yang rajin dan pandai membaca Al-Qur’an, dan jika kita belum menemukan Al-Qur’an sebagai petunjuk, itu karena kita belum menunaikan hak-hak Al-Qur’an.” Kata Ki Bijak.
“Hak-hak Al-Qur’an ki?” Tanya Maula
“Benar Nak Mas, kadang kita terlalu sibuk menuntut Al-Qur’an sebagai ini dan itu, sementara hak-nya tidak pernah kita hiraukan.”
“Al-Qur’an juga mempunyai hak atas kita, yang jika hak-hak Al-Qur’an itu kita tunaikan, insya Allah, kita akan benar-benar mendapati Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi kita, bahkan lebih dari itu, Al-Qur’an akan menjadi rahmat dan pemberi syafaat bagi kita di yaumil akhir nanti.” Sambung Ki Bijak.
“Apa saja hak-hak Al-Qur’an atas kita ki?” Tanya Maula.
“Setidaknya ada lima hak Al-Qur’an yang harus kita tunaikan, yang pertama, hak Al-Qur’an atas kita adalah dibaca sesuai dengan ketentuan tajwid dan mahroj-nya.” Kata Ki Bijak.
“Alhamdulillah, kalau sekarang ini banyak metode pembelajaran Al-Qu’ran yang bagus, yang bisa dengan cepat mengajar kita untuk bisa baca Al-Qur’an, hanya kadang sebagian kita kurang terlalu peduli dengan kaidah-kaidah baca Al-Qur’an yang benar, sehingga keagungan bacaan Al-Qur’an sebagai kalam ilahi, menjadi kurang tampak, dan bahkan bagi sebagian orang, membaca Al-Qur’an tidak lebih penting dari membaca koran, ini yang harus kita perbaiki, sebagai salah satu langkah kita untuk memenuhi hak Al-Qur’an atas kita, baca Al-Qur’an sesuai dengan ketentuan dan kaidahnya.” Kata Ki Bijak.
“Lalu hak Al-Qur’an yang kedua atas kita apa ki?” Tanya Maula.
“Setelah kita bisa membaca Al-Qur’an, maka akan timbul hak Al-Qur’an yang kedua, yaitu memahami artinya, baik arti secara harfiah, maupun arti maknawi (tafsir)-nya.” Kata Ki Bijak.
“Nak Mas masih ingat, apa saja yang terkandung dalam Al-Qur’an?” Tanya Ki Bijak.
“Ya ki, secara garis besar, Al-Qur’an mengandung pelajaran ketauhidan, kisah-kisah bangsa terdahulu serta hukum-hukum atau syari’at.” Jawab Maula,
“Karenanya, kita harus benar-benar memahami apa arti bacaan Al-Qur’an, agar kita bisa melaksanakan apa yang terdapat dalam Al-Qur’an serta menjauhi apa yang dilarang Allah seperti tercantum dalam ayat-ayat Al-Qur’an,”
“Atau bagaimana mungkin kita bisa menjadikan kisah-kisah bangsa terdahulu yang diterangkan Al-Qur’an sementara kita tidak mengetahui apa yang dikatakan Al-Qur’an? Untuk itulah kewajiban kita terhadap Al-Qur’an adalah mengerti dan memahami arti dan maknanya.” Kata Ki Bijak.
Maula manggut-manggut mendengar penjelasan gurunya, “Yang ketiga ki?” Tanyanya kemudian.
“Hak Al-Qur’an yang ketiga adalah dihapal.” Kata Ki Bijak.
“Nak Mas masih ingat dengan hadits yang menunjukan keistimewaan orang yang hapal Al-Qur’an?” Tanya Ki Bijak.
“Ya ki, dari Abi Hurarirah r.a. ia berkata, ‘Rasulullah SAW mengutus satu utusan yang terdiri dari beberapa orang. Kemudian Rasulullah SAW mengecek kemampuan membaca dan hapalan Al-Quran mereka. Setiap laki-laki dari mereka ditanyakan sejauh mana hapalan Al-Qur’an-nya.’”
“Kemudian seseorang yang paling muda ditanya oleh Rasulullah SAW, ‘Berapa banyak Al-Qur’an yang telah engkau hapal, hai fulan?’ ia menjawab, ‘aku telah hapal surah ini dan surah ini, serta surah Al-Baqarah.’ Rasulullah SAW kembali bertanya, ‘Apakah engkau hapal surah Al-Baqarah?’ Ia menjawab, ‘Betul.’ Rasulullah SAW bersabda, ‘Pergilah, dan engkau menjadi ketua rombongan itu!’” Kata Maula mengutip sebuah hadits yang diriwayatkan oleh At Tirmizi.
“Benar Nak Mas, itu salah satunya, dan masih banyak lagi hadits yang menyatakan betapa orang yang di dalam dadanya hapal Al-Qur’an, mendapat kehormatan di sisi Allah dan Rasul-Nya, seperti sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, ‘Penghapal Al-Quran akan datang pada hari kiamat, kemudian Al-Quran akan berkata, “Wahai Tuhanku, bebaskanlah dia,” kemudian orang itu dipakaikan mahkota karamah (kehormatan), Al-Quran kembali meminta, “Wahai Tuhanku tambahkanlah,” maka orang itu dipakaikan jubah karamah. Kemudian Al-Quran memohon lagi, “Wahai Tuhanku, ridhailah dia,” maka Allah SWT meridhainya. Dan diperintahkan kepada orang itu, “bacalah dan teruslah naiki (derajat-derajat surga),” dan Allah SWT menambahkan dari setiap ayat yang dibacanya tambahan nimat dan kebaikan’.” Kata Ki Bijak.
“Selanjutnya, Al-Qur’an mempunyai hak atas kita untuk diamalkan, bacaan yang bagus, pemahaman arti yang baik, dan hapalan yang banyak, tidak boleh lantas menjadikan kita bangga diri, karena bacaan, arti dan hapalan yang tidak disertai dengan pengamalan yang baik dan benar, laksana pohon rindang tanpa buah, tak banyak memberikan manfaat pada orang yang memilikinya.” Kata Ki Bijak.
“Bahkan menurut hemat Aki, pengamalan nilai-nilai yang terkadung dalam Al-Qur’an merupakan hal terpenting dalam upaya kita memenuhi hak-hak Al-Qur’an.” Kata Ki Bijak lagi.
“Ki, kalau ada orang yang sudah mengamalkan Al-Qur’an, tapi tidak bisa membaca Al-Qur’an bagaimana ki?” Tanya Maula.
“Benar, ada orang yang sudah mengamalkan Al-Qur’an meski ia tidak bisa membacanya, tapi itu sama sekali tidak berarti menggugurkan kewajibannya untuk belajar membaca Al-Qur’an, belajar memahami artinya, belajar menghapalnya, karena kewajiban tetaplah kewajiban, yang harus ditunaikan, dan insya Allah, mereka yang sudah melaksanakan hukum-hukum Al-Qur’an sebelum bisa membacanya, akan menjadi lebih baik lagi pengamalan Al-Qur’anya kalau ditambah dengan membaca, mengerti dan menghapal Al-Qur’an dengan baik.” kata Ki Bijak.
“Selanjutnya, mengajarkan Al-Qur’an juga merupakan sebuah kewajiban kita terhadap Al-Qur’an yang harus kita laksanakan, ajarkan apa yang kita mampu, walaupun hanya satu ayat.” Kata Ki Bijak.
“Buah yang matang dan ranum, tidak akan dapat dirasakan manis dan nikmatnya jika hanya dibiarkan menggantung di ketinggian pohonnya, untuk itu, buah itu harus kita petik dan kita sampaikan, agar orang lain bisa menikmati manis dan lezatnya buah yang kita hasilkan.” Kata Ki Bijak.
“Ki, setelah mendengar penjelasan Aki tadi, ana merasa, ana masih punya banyak ‘hutang’ terhadap Al-Qur’an ki, bacaan Al-Qur’an ana masih banyak kurangnya, pemahaman ana terhadap Al-Qur’anpun masih sedemikian dangkal, apalagi menghapal dan mengamalkannya, ana merasa masih sangat-sangat jauh ki.” Kata Maula.
“Aki-pun demikian Nak Mas, masih banyak hak-hak Al-Qur’an yang belum bisa Aki penuhi seluruhnya, tapi setidaknya mulai sekarang, marilah kita kembali buka dan pelajari lagi Al-Qur’an, agar kita tidak termasuk orang yang dianggap lalai dalam memenuhi kewajiban kita terhadap Al-Qur’an.” kata Ki Bijak merendah.
“Ki, adakah kiat yang bisa ana pakai untuk bisa belajar Al-Qur’an dengan benar ki.” Tanya Maula.
“Setiap orang, memiliki cara dan kekhususan tersendiri dalam mempelajari Al-Qur’an, setiap orang mungkin berbeda cara belajarnya, namun setidaknya kita harus memiliki beberapa hal mendasar sebagai modal kita untuk belajar Al-Qur’an.” Kata Ki Bijak.
“Apa saja modal dasar itu, ki?” Tanya Maula.
“Pertama, Niat dan komitmen yang kuat, niatkan belajar kita lillahi ta’ala, hanya semata karena mengharap ridha-Nya, kemudian, tanamkan dalam diri kita sebuah komitmen yang tinggi untuk benar-benar belajar dan mempelajari Al-Qur’an.”
“Kedua, tanamkan selalu sifat rendah hati, sifat tawadlu, agar kita tidak cepat merasa bosan atau cepat merasa puas dengan apa yang telah kita pelajari.”
“Ketiga, belajarlah terus menerus dengan penuh kesungguhan.”
“Keempat, amalkan apa yang sudah kita pelajari, misalkan kita sudah belajar baca bismillah, pahami apa arti dan makna yang terkandung didalamnya, kemudian amalkan dalam keseharian kita, bahwa tidak ada satupun aktivitas kita yang lepas dari memohon pertologan kepada Allah, yaitu dengan membaca Bismilllah.”
“Selanjutnya, untuk membantu proses belajar kita, ajarkan apa yang sudah kita pahami, proses ini akan membantu ingatan kita terhadap apa yang telah kita dapat, dengan mengajarkan, secara otomatis kita selalu mengulang-ulang pelajaran yang sama, sehingga tingkat pemahaman dan belajar kita insya Allah menjadi lebih baik.”
“Kemudian, kalau lima proses diatas sudah kita lakukan dengan benar, maka kita akan memiliki karakter.” kata Ki Bijak
“Apa cirinya kita sudah memiliki karakter ki?” Tanya Maula
“Cirinya, kita akan merasa rugi kalau sehari saja kita tidak baca Al-Qur’an,kita akan merasa kehilangan, kalau sehari saja kita tidak buka Al-Qur’an, atau kita akan merasa bersedih karena kehilangan momentun belajar Al-Qur’an, setiap hari, setiap saat dan setiap detik, orang yang memiliki karakter ini akan menunjukan semangat dan keinginan yang kuat untuk belajar Al-Qur’an.” Kata Ki Bijak.
“Alangkah bahagianya mereka yang sudah memiliki karakter seperti itu ya ki.” Kata Maula.
“Ya, berbahagialah orang yang memiliki karakter positif seperti itu, sebaliknya kita mesti berhati-hati kalau justru karakter negatif secara tidak sengaja menempel pada diri kita.” Kata Ki Bijak.
“Contohnya apa ki?” Tanya Maula.
“Menunda waktu shalat, kadang juga merupakan menjadi ciri atau karakter seseorang, sehingga kalau ia shalat tepat waktu, malah merasa rugi dan terganggu.”
“Kemudian lagi kebiasaan mencela, juga bisa jadi karakter seseorang, sehingga kalau belum mencela, rasanya gatal, dan lain sebagainya.” Kata Ki Bijak memperingatkan Maula untuk berhati-hati.
“Ya ki, semoga ana bisa memiliki karakter positif dan semoga pula ana terhindar dari karakter negatif tadi ya ki.” Kata Maula.
“Semoga Nak Mas.” Kata Ki Bijak.
Wassalam.
Abu Maulana
http://www.eramuslim.com/kisah/lima-hak-al-qur-an.htm
Monday, February 18, 2013
Subhanallah, Ayat Suci dalam Kromosom Manusia
Seorang ilmuwan yang penemuannya sehebat Gallileo, Newton dan Einstein yang berhasil membuktikan tentang keterkaitan antara Alquran dan rancang struktur tubuh manusia adalah Dr. Ahmad Khan. Dia adalah lulusan Summa Cumlaude dari Duke University . Walaupun ia ilmuwan muda yang tengah menanjak, terlihat cintanya hanya untuk Allah dan untuk penelitian genetiknya.
Ruang kerjanya yang dihiasi kaligrafi, kertas-kertas penghargaan, tumpukan buku-buku kumal dan kitab suci yang sering dibukanya, menunjukkan bahwa ia merupakan kombinasi dari ilmuwan dan pecinta kitab suci.
Salah satu penemuannya yang menggemparkan dunia ilmu pengetahuan adalah ditemukannya informasi lain selain konstruksi Polipeptida yang dibangun dari kodon DNA. Ayat pertama yang mendorong penelitiannya adalah Surat “Fussilat” ayat 53 yang juga dikuatkan dengan hasil-hasil penemuan Profesor Keith Moore ahli embriologi dari Kanada.
Penemuanny tersebut diilhami ketika Khatib pada waktu salat Jumat membacakan salah satu ayat yang ada kaitannya dengan ilmu biologi. Bunyi ayat tersebut adalah sebagai berikut: “…Sanuriihim ayatinaa filafaaqi wa fi anfusihim hatta yatabayyana lahum annahu ul-haqq…”
Yang artinya; “Kemudian akan Kami tunjukkan tanda-tanda kekuasaan kami pada alam dan dalam diri mereka, sampai jelas bagi mereka bahwa ini adalah kebenaran”.
Hipotesis awal yang diajukan Dr. Ahmad Khan adalah kata “ayatinaa” yang memiliki makna “Ayat Allah”, dijelaskan oleh Allah bahwa tanda-tanda kekuasaanNya ada juga dalam diri manusia. Menurut Ahmad Khan ayat-ayat Allah ada juga dalam DNA (Deoxy Nucleotida Acid) manusia. Selanjutnya ia beranggapan bahwa ada kemungkinan ayat Alquran merupakan bagian dari gen manusia. Dalam dunia biologi dan genetika dikenal banyaknya DNA yang hadir tanpa memproduksi protein sama sekali. Area tanpa produksi ini disebut Junk DNA atau DNA sampah. Kenyataannya DNA tersebut menurut Ahmad Khan jauh sekali dari makna sampah. Menurut hasil hasil risetnya, Junk DNA tersebut merupakan untaian firman-firman Allah sebagai pencipta serta sebagai tanda kebesaran Allah bagi kaum yang berpikir. Sebagaimana disindir oleh Allah; Afala tafakaruun (apakah kalian tidak mau bertafakur atau menggunakan akal pikiran?).
Setelah bekerjasama dengan adiknya yang bernama Imran, seorang yang ahli dalam analisis sistem, laboratorium genetiknya mendapatkan proyek dari pemerintah. Proyek tersebut awalnya ditujukan untuk meneliti gen kecerdasan pada manusia. Dengan kerja kerasnya Ahmad Khan berupaya untuk menemukan huruf Arab yang mungkin dibentuk dari rantai Kodon pada cromosome manusia. Sampai kombinasi tersebut menghasilkan ayat-ayat Alquran. Akhirnya pada tanggal 2 Januari tahun 1999 pukul 2 pagi, ia menemukan ayat yang pertama “Bismillahir Rahman ir Rahiim. Iqra bismirrabbika ladzi Khalq”; “bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan” . Ayat tersebut adalah awal dari surat Al-A’laq yang merupakan surat pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad di Gua Hira. Anehnya setelah penemuan ayat pertama tersebut ayat lain muncul satu persatu secara cepat. Sampai sekarang ia telah berhasil menemukan 1/10 ayat Alquran.
Dalam wawancara yang dikutip “Ummi” edisi 6/X/99, Ahmad Khan menyatakan: “Saya yakin penemuan ini luar biasa, dan saya mempertaruhkan karier saya untuk ini. Saya membicarakan penemuan saya dengan dua rekan saya; Clive dan Martin seorang ahli genetika yang selama ini sinis terhadap Islam. Saya menyurati dua ilmuwan lain yang selama ini selalu alergi terhadap Islam yaitu Dan Larhammar dari Uppsala University Swedia dan Aris Dreisman dari Universitas Berlin.
Ahmad Khan kemudian menghimpun penemuan-penemuanny a dalam beberapa lembar kertas yang banyak memuat kode-kode genetika rantai kodon pada cromosome manusia yaitu; T, C, G, dan A masing-masing kode Nucleotida akan menghasilkan huruf Arab yang apabila dirangkai akan menjadi firman Allah yang sangat mengagumkan.
Di akhir wawancaranya Dr. Ahmad Khan berpesan “Semoga penerbitan buku saya “Alquran dan Genetik”, semakin menyadarkan umat Islam, bahwa Islam adalah jalan hidup yang lengkap. Kita tidak bisa lagi memisahkan agama dari ilmu politik, pendidikan atau seni. Semoga non muslim menyadari bahwa tidak ada gunanya mempertentangkan ilmu dengan agama. Demikian juga dengan ilmu-ilmu keperawatan. Penulis berharap akan datang suatu generasi yang mendalami prinsip-prinsip ilmu keperawatan yang digali dari agama Islam. Hal ini dapat dimulai dari niat baik para pemegang kebijakan (decission maker) yang beragama Islam baik di institusi pendidikan atau pada level pemerintah. Memfasilitasi serta memberi dukungan secara moral dan finansial
Subhanallah, Allahu Akbar !!
Oleh Saif Al Battar
http://www.arrahmah.com/news/2013/02/17/subhanallah-ayat-suci-dalam-kromosom-manusia.html#.USDrih3jfdc
Salah satu penemuannya yang menggemparkan dunia ilmu pengetahuan adalah ditemukannya informasi lain selain konstruksi Polipeptida yang dibangun dari kodon DNA. Ayat pertama yang mendorong penelitiannya adalah Surat “Fussilat” ayat 53 yang juga dikuatkan dengan hasil-hasil penemuan Profesor Keith Moore ahli embriologi dari Kanada.
Penemuanny tersebut diilhami ketika Khatib pada waktu salat Jumat membacakan salah satu ayat yang ada kaitannya dengan ilmu biologi. Bunyi ayat tersebut adalah sebagai berikut: “…Sanuriihim ayatinaa filafaaqi wa fi anfusihim hatta yatabayyana lahum annahu ul-haqq…”
Yang artinya; “Kemudian akan Kami tunjukkan tanda-tanda kekuasaan kami pada alam dan dalam diri mereka, sampai jelas bagi mereka bahwa ini adalah kebenaran”.
Hipotesis awal yang diajukan Dr. Ahmad Khan adalah kata “ayatinaa” yang memiliki makna “Ayat Allah”, dijelaskan oleh Allah bahwa tanda-tanda kekuasaanNya ada juga dalam diri manusia. Menurut Ahmad Khan ayat-ayat Allah ada juga dalam DNA (Deoxy Nucleotida Acid) manusia. Selanjutnya ia beranggapan bahwa ada kemungkinan ayat Alquran merupakan bagian dari gen manusia. Dalam dunia biologi dan genetika dikenal banyaknya DNA yang hadir tanpa memproduksi protein sama sekali. Area tanpa produksi ini disebut Junk DNA atau DNA sampah. Kenyataannya DNA tersebut menurut Ahmad Khan jauh sekali dari makna sampah. Menurut hasil hasil risetnya, Junk DNA tersebut merupakan untaian firman-firman Allah sebagai pencipta serta sebagai tanda kebesaran Allah bagi kaum yang berpikir. Sebagaimana disindir oleh Allah; Afala tafakaruun (apakah kalian tidak mau bertafakur atau menggunakan akal pikiran?).
Setelah bekerjasama dengan adiknya yang bernama Imran, seorang yang ahli dalam analisis sistem, laboratorium genetiknya mendapatkan proyek dari pemerintah. Proyek tersebut awalnya ditujukan untuk meneliti gen kecerdasan pada manusia. Dengan kerja kerasnya Ahmad Khan berupaya untuk menemukan huruf Arab yang mungkin dibentuk dari rantai Kodon pada cromosome manusia. Sampai kombinasi tersebut menghasilkan ayat-ayat Alquran. Akhirnya pada tanggal 2 Januari tahun 1999 pukul 2 pagi, ia menemukan ayat yang pertama “Bismillahir Rahman ir Rahiim. Iqra bismirrabbika ladzi Khalq”; “bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan” . Ayat tersebut adalah awal dari surat Al-A’laq yang merupakan surat pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad di Gua Hira. Anehnya setelah penemuan ayat pertama tersebut ayat lain muncul satu persatu secara cepat. Sampai sekarang ia telah berhasil menemukan 1/10 ayat Alquran.
Dalam wawancara yang dikutip “Ummi” edisi 6/X/99, Ahmad Khan menyatakan: “Saya yakin penemuan ini luar biasa, dan saya mempertaruhkan karier saya untuk ini. Saya membicarakan penemuan saya dengan dua rekan saya; Clive dan Martin seorang ahli genetika yang selama ini sinis terhadap Islam. Saya menyurati dua ilmuwan lain yang selama ini selalu alergi terhadap Islam yaitu Dan Larhammar dari Uppsala University Swedia dan Aris Dreisman dari Universitas Berlin.
Ahmad Khan kemudian menghimpun penemuan-penemuanny a dalam beberapa lembar kertas yang banyak memuat kode-kode genetika rantai kodon pada cromosome manusia yaitu; T, C, G, dan A masing-masing kode Nucleotida akan menghasilkan huruf Arab yang apabila dirangkai akan menjadi firman Allah yang sangat mengagumkan.
Di akhir wawancaranya Dr. Ahmad Khan berpesan “Semoga penerbitan buku saya “Alquran dan Genetik”, semakin menyadarkan umat Islam, bahwa Islam adalah jalan hidup yang lengkap. Kita tidak bisa lagi memisahkan agama dari ilmu politik, pendidikan atau seni. Semoga non muslim menyadari bahwa tidak ada gunanya mempertentangkan ilmu dengan agama. Demikian juga dengan ilmu-ilmu keperawatan. Penulis berharap akan datang suatu generasi yang mendalami prinsip-prinsip ilmu keperawatan yang digali dari agama Islam. Hal ini dapat dimulai dari niat baik para pemegang kebijakan (decission maker) yang beragama Islam baik di institusi pendidikan atau pada level pemerintah. Memfasilitasi serta memberi dukungan secara moral dan finansial
Subhanallah, Allahu Akbar !!
Oleh Saif Al Battar
http://www.arrahmah.com/news/2013/02/17/subhanallah-ayat-suci-dalam-kromosom-manusia.html#.USDrih3jfdc
Keteladanan sang Pemimpin
Ali bin al-Ma'mun al-Abbasi dikenal sebagai seorang gubernur dan putra seorang khalifah.
Ia menjalani hidup mewah di sebuah istana yang besar. Apa pun yang ia inginkan di dunia ini dengan mudah ia peroleh.
Suatu hari, ia melongok ke bawah dari balkon istananya. Ia melihat seseorang yang sedang bekerja keras di ladang. Orang itu terlihat sangat bahagia dengan pekerjaannya. Dia bekerja penuh semangat.
Pada hari-hari berikutnya, Ali terus memerhatikan orang yang bekerja di ladang itu. Dia sangat tertarik melihat orang yang selalu bekerja sejak pagi itu. Dia begitu rajin dan tak pernah mengeluh. Di sela-sela kesibukannya, dia tetap melaksanakan shalat lima waktu.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai diri orang itu, Ali mengundangnya ke istana. Ia mengajukan beberapa pertanyaan, hingga akhirnya Ali mengetahui si pekerja itu mempunyai seorang istri, dua adik perempuan, dan ibu yang semuanya berada di bawah tanggungannya. Untuk membiayai mereka, ia harus bekerja keras.
Mengetahui hal itu, Ali semakin kagum terhadapnya. Ia tak bisa membendung hasratnya untuk mengenal orang itu lebih jauh lagi. "Adakah sesuatu yang bisa membuatmu mengeluh?"
Orang itu menjawab, "Tidak. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam."
Ali terpesona dengan jawaban ringkas nan padat yang disampaikan orang itu, Ali pun memutuskan untuk meninggalkan istananya dan mundur dari jabatannya sebagai gubernur. Ia mengembara dari satu kota ke kota lain, untuk melihat lebih dekat kehidupan rakyat kecil. Ia menemukan ketenangan batin dan kebahagiaan sejati kala menjadi rakyat jelata.
Selama pengembaraannya, Ali merasakan langsung denyut nadi kehidupan rakyat kecil. Ia bekerja menjadi seorang tukang kayu dan mendapatkan kebahagiaan yang tak pernah diraihnya saat berada di istana. Hingga ia pun memilih hidup sederhana hingga akhir hayatnya di daerah Khurasan.
Sosok pemimpin seperti Ali, mungkin sudah sulit ditemukan saat ini. Kita tentu tidak menginginkan pemimpin kita pergi dan meninggalkan jabatannya. Kita ingin mereka tetap di posisinya untuk memimpin rakyatnya menuju kehidupan yang lebih baik.
Pelajaran berharga yang bisa kita petik dari kisah ini adalah pentingnya seorang pemimpin untuk menengok ke bawah dan melihat dari dekat kehidupan rakyat yang dipimpinnya. Seorang pemimpin tidak selayaknya hanya menunggu laporan bawahannya. Ia harus turun ke lapangan untuk memastikan laporan itu sesuai dengan fakta yang sesungguhnya. Dengan turun ke bawah, seorang pemimpin bisa mendengar langsung keluhan rakyat. Sehingga, mudah merumuskan kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan rakyat, sekaligus menaikkan taraf hidup rakyat yang dipimpinnya.
Ini semua menjadi pelajaran bagi pemimpin untuk selalu memperhatikan kondisi rakyat. Mendengarkan keluh kesahnya dan menentukan langkah yang tepat untuk memberikan solusi terbaik dalam menyelesaikan permasalahan.
Sebab, kepemimpinan itu akan dimintai pertanggungjawabannya kelak di akhirat. Rasul SAW bersabda, "Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang kalian pimpin."
Oleh: Khairunnas
Ia menjalani hidup mewah di sebuah istana yang besar. Apa pun yang ia inginkan di dunia ini dengan mudah ia peroleh.
Suatu hari, ia melongok ke bawah dari balkon istananya. Ia melihat seseorang yang sedang bekerja keras di ladang. Orang itu terlihat sangat bahagia dengan pekerjaannya. Dia bekerja penuh semangat.
Pada hari-hari berikutnya, Ali terus memerhatikan orang yang bekerja di ladang itu. Dia sangat tertarik melihat orang yang selalu bekerja sejak pagi itu. Dia begitu rajin dan tak pernah mengeluh. Di sela-sela kesibukannya, dia tetap melaksanakan shalat lima waktu.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai diri orang itu, Ali mengundangnya ke istana. Ia mengajukan beberapa pertanyaan, hingga akhirnya Ali mengetahui si pekerja itu mempunyai seorang istri, dua adik perempuan, dan ibu yang semuanya berada di bawah tanggungannya. Untuk membiayai mereka, ia harus bekerja keras.
Mengetahui hal itu, Ali semakin kagum terhadapnya. Ia tak bisa membendung hasratnya untuk mengenal orang itu lebih jauh lagi. "Adakah sesuatu yang bisa membuatmu mengeluh?"
Orang itu menjawab, "Tidak. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam."
Ali terpesona dengan jawaban ringkas nan padat yang disampaikan orang itu, Ali pun memutuskan untuk meninggalkan istananya dan mundur dari jabatannya sebagai gubernur. Ia mengembara dari satu kota ke kota lain, untuk melihat lebih dekat kehidupan rakyat kecil. Ia menemukan ketenangan batin dan kebahagiaan sejati kala menjadi rakyat jelata.
Selama pengembaraannya, Ali merasakan langsung denyut nadi kehidupan rakyat kecil. Ia bekerja menjadi seorang tukang kayu dan mendapatkan kebahagiaan yang tak pernah diraihnya saat berada di istana. Hingga ia pun memilih hidup sederhana hingga akhir hayatnya di daerah Khurasan.
Sosok pemimpin seperti Ali, mungkin sudah sulit ditemukan saat ini. Kita tentu tidak menginginkan pemimpin kita pergi dan meninggalkan jabatannya. Kita ingin mereka tetap di posisinya untuk memimpin rakyatnya menuju kehidupan yang lebih baik.
Pelajaran berharga yang bisa kita petik dari kisah ini adalah pentingnya seorang pemimpin untuk menengok ke bawah dan melihat dari dekat kehidupan rakyat yang dipimpinnya. Seorang pemimpin tidak selayaknya hanya menunggu laporan bawahannya. Ia harus turun ke lapangan untuk memastikan laporan itu sesuai dengan fakta yang sesungguhnya. Dengan turun ke bawah, seorang pemimpin bisa mendengar langsung keluhan rakyat. Sehingga, mudah merumuskan kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan rakyat, sekaligus menaikkan taraf hidup rakyat yang dipimpinnya.
Ini semua menjadi pelajaran bagi pemimpin untuk selalu memperhatikan kondisi rakyat. Mendengarkan keluh kesahnya dan menentukan langkah yang tepat untuk memberikan solusi terbaik dalam menyelesaikan permasalahan.
Sebab, kepemimpinan itu akan dimintai pertanggungjawabannya kelak di akhirat. Rasul SAW bersabda, "Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang kalian pimpin."
Oleh: Khairunnas
Fakta Unik Mengenai Adzan
Setiap hari suara adzan selalu berkumandang, terlebih bagi negara yang mayoritas umatnya beragama islam. Apabila telah dikumandangkan, wajib hukumnya umat muslim di dunia untuk melaksanakan sholat. Dibalik merdunya suara Adzan yang berkumandang, ada keistimewaan tersendiri dari adzan, sehingga bagi muadzin (orang yang menyerukan azan) sekalipun, Allah telah menjanjikan pahala kepadanya. Di balik keistimewaannya, adzan juga menyimpan fakta unik.
1. Kalimat penyeru yang mengandung kekuatan dahsyat
Begitu adzan berkumandang, kaum muslim yang benar-benar beriman dan bertakwa kepada Allah akan segera bergegas ke masjid menunaikan salat. Tanpa sadar syaraf akan memerintahkan tubuh untuk segera menunaikan salat.
Simpul-simpul kesadaran psiko-religius dalam otak umat muslim mendadak bergetar hebat, terhubung secara simultan, dan dengan totalitas kesadaran seorang hamba (abdi). Seakan suara khas adzan telah tertanam dalam alam bawah sadar setiap muslim. Sehingga ketika mendengarnya, indra-indra tubuh mereka lalu bergerak untuk salat. Suara adzan seakan telah menyentuh fitrahnya untuk beribadah.
2. Banyak non-muslim yang menjemput hidayah setelah mendengar adzan
Banyak kisah perjalanan hidup kaum mualaf hingga akhirnya menemukan hidayah yang seringkali menyentuh nurani. Berbagai sebab mereka akhirnya masuk Islam. Salah satu sebab yang sering terjadi adalah suara adzan yang didengar mereka, telah menggetarkan hari dan kesadaran terdalam untuk mengucap syahadat. Seakan fitrah Islam dalam diri mereka terbangkitkan melalui alunan adzan itu.
Kementerian Urusan Agama Turki pernah melansir sedikitnya 634 orang telah masuk Islam selama tahun 2011, termasuk 467 wanita, yang berusia rata-rata 30 sampai 35 tahun, dan berasal dari kebangsaan yang berbeda mulai dari Jerman, Maldiva, Belanda, Perancis, Cina, Brasil, AS, Rumania dan Estonia. Mereka adalah turis-turis yang tengah melancong ke Turki.
Di kota Kayseri Turki sendiri, sedikitnya 14 orang telah masuk islam selama empat tahun terakhir, termasuk 10 wanita. Grand Mufti kota Kayseri, Syaikh Ali Marasyalijil menyebutkan umumnya mereka masuk Islam setelah tersentuh mendengar alunan adzan.
Rapper papan atas Amerika Serikat, Chauncey L Hawkins yang populer disapa Loon bahkan mengakui masuk Islam setelah mendengar suara adzan saat dirinya tengah berkunjung ke Abu Dhabi, Dubai.
Masih banyak lagi kisah menyentuh mualaf yang masuk Islam setelah mendengar alunan kumandang adzan.
3. Perintah adzan datang melalui mimpi
Pada awalnya Rasulullah SAW tidak tahu dengan cara yang digunakan untuk mengingatkan umat muslim bila waktu salat tiba. Ada sahabat yang menyampaikan usul untuk mengibarkan bendera, menyalakan api di atas bukit, meniup terompet, dan membunyikan lonceng. Semua saran itu dianggap kurang cocok.
Hingga datanglah sahabat, Abdullah bin Zaid yang bercerita jika dia mimpi bertemu dengan seseorang yang memberitahunya untuk mengumandangkan adzan dengan menyerukan lafaz-lafaz adzan seperti saat ini. Lalu dikabarkanlah perihal mimpi ini kepada Rasulullah. Umar bin Khathab mendengar hal itu dan ternyata dia juga mengalami mimpi yang sama. ”Demi Tuhan yang mengutusmu dengan Hak, ya Rasulullah, aku benar-benar melihat seperti yang ia lihat (di dalam mimpi)”. Lalu Rasulullah bersabda: ”Segala puji bagimu.”
Rasulullah menyetujui untuk menggunakan lafaz-lafaz adzan itu sebagai tanda waktu salat tiba.
4. Dikumandangkan saat peristiwa-peristiwa bersejarah
Selain digunakan untuk menandakan waktu salat tiba, adzan juga dikumandangkan pada momen-memen penting dan bersejarah. Misalnya ketika seorang bayi lahir. Selain itu, saat peristiwa penting dalam Islam terjadi, adzan juga berkumandang. Ketika pasukan Rasulullah berhasil menguasai Makkah dan berhala-berhala di sekitar ka’bah dihancurkan, Bilal bin Rabbah mengumandangkan adzan dari atas Ka’bah.
Peristiwa lain, ketika Konstantinopel jatuh ke tangan pasukan Ottoman yang mengakhiri Kekaisaran Romawi Timur, beberapa perajurit Ottoman masuk ke dalam lalu mengumandangkan adzan sebagai tanda kemenangan mereka.
5. Miliaran kali dikumandangkan sejak 14 abad lalu
Adzan dikumandangkan 5 kali sehari. Semenjak adzan pertama kali dikumandangkan 14 abad lalu hingga saat ini, tak dapat dihitung berapa juta kali adzan telah berkumandang.
Anggaplah setahun 356 hari. Jika 14 abad adalah 1400 tahun, maka 1400 tahun x 356 hari = 511000 hari. Dalam satu hari, adzan 5x dikumandangkan. Sehingga sedikitnya adzan telah dikumandangkan 2.555.000 kali. Jika dalam satu hari ada 1 juta muslim di dunia yang mengumandangkan adzan, jadi adzan telah dikumandangkan sebanyak 2.555.000.000.000 kali. Subhanallah!
6. Tak henti dikumandangkan hingga kiamat
Bumi berbentuk bulat. Ini menyebabkan terjadi perbedaan waktu solat pada setiap daerah. Ketika adzan telah selesai berkumandang di satu daerah, maka selanjutnya adzan berkumandang di daerah lain.
Satu jam setelah adzan selesai di Sulawesi, maka adzan segera bergema di Jakarta, disusul pula Sumatera. Dan adzan belum berakhir di Indonesia, maka ia sudah dimulai di Malaysia. Burma adalah di baris berikutnya, dan dalam waktu beberapa jam dari Jakarta, maka adzan mencapai Dacca, ibukota Bangladesh. Dan begitu adzan berakhir di Bangladesh, maka ia ia telah dikumandangkan di barat India, dari Kalkuta ke Srinagar. Kemudian terus menuju Bombay dan seluruh kawasan India.
Srinagar dan Sialkot (sebuah kota di Pakistan utara) memiliki waktu adzan yang sama. Perbedaan waktu antara Sialkot, Kota, Karachi dan Gowadar (kota di Baluchistan, sebuah provinsi di Pakistan) adalah empat puluh menit, dan dalam waktu ini, adzan Fajar telah terdengar di Pakistan. Sebelum berakhir di sana, ia telah dimulai di Afghanistan dan Muscat. Perbedaan waktu antara Muscat dan Baghdad adalah satu jam. Adzan kembali terdengar selama satu jam di wilayah Hijaz al-Muqaddas (Makkah dan Madinah), Yaman, Uni Emirat Arab, Kuwait dan Irak.
Perbedaan waktu antara Bagdad dan Iskandariyah di Mesir adalah satu jam. Adzan terus bergema di Siria, Mesir, Somalia dan Sudan selama jam tersebut. Iskandariyah dan Istanbul terletak di bujur geografis yang sama. Perbedaan waktu antara timur dan barat Turki adalah satu setengah jam, dan pada saat ini seruan shalat dikumandangkan.
Iskandariyah dan Tripoli (ibukota Libya) terletak di lokasi waktu yang sama. Proses panggilan adzan sehingga terus berlangsung melalui seluruh kawasan Afrika. Oleh karena itu, kumandang keesaan Allah dan kenabian Muhammad saw yang dimulai dari bagian timur pulau Indonesia itu tiba di pantai timur Samudera Atlantik setelah sembilan setengah jam.
Sebelum adzan mencapai pantai Atlantik, kumandang adzan Zhuhur telah dimulai di kawasan timur Indonesia, dan sebelum mencapai Dacca, adzan Ashar telah dimulai. Dan begitu adzan mencapai Jakarta setelah kira-kira satu setengah jam kemudian, maka waktu Maghrib menyusul.
Begitu seterusnya adzan terus berkumandang di bumi dan tidak pernah berhenti hingga kiamat terjadi. Subahanallah.
Sumber: Fakta Unik Mengenai Adzan
Sunday, February 17, 2013
Surah Al-Ikhlas Mengantar Royston Boulter kepada Islam
Jeremy Ben Royston Boulter percaya bahwa Tuhan semestinya tak membutuhkan perantara agar bisa berkomunikasi dengan manusia. Namun, agama yang dianutnya saat itu, sama sekali tak mendukung pemikiran itu. Tuhan yang dikenalnya seakan tidak memiliki kekuatan dan kekuasaan hingga dia membutuhkan seorang manusia suci untuk membantunya.
Keraguan mengusiknya. Jeremy pun berusaha mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaannya itu. Semua buku sejarah bahkan buku-buku teori konspiratif tentang agama dan peradaban manusia dilahapnya. Ia pelajari sejarah Perang Salib, termasuk manuver Paus saat membangun kekuatan dan kekuasaan di Eropa melalui Portugis dan Spanyol.
Ia juga mempelajari pemerintahan teror ala Machiavelli. Demikian pula pemikiran Erich Von Daniken (Chariots of The Goods) dan Charles Berlitz dan William Moore (The Philadelphia Experiment) tentang teori konspirasi primitif.
Dia pun banyak membaca fiksi ilmiah. Semua bacaan tersebut meyakinkan dia bahwa ada yang salah dengan konsep ketuhanan yang dikenalnya selama ini. "Saat itu aku berpikir, aku membutuhkan perbandingan agama lainnya," kata dia.
Dia pun mulai mempelajari beberapa agama lain, seperti Hindu dan Buddha dan mengikuti ritual yang ada di dalamnya. Tapi lagi-lagi Jeremy menemukan pertanyaan yang membuatnya ragu untuk melangkah lebih jauh. "Ketika bicara tentang bagaimana dunia dan manusia tercipta, aku merasa aneh," tuturnya.
Tak puas, Jeremy kemudian mulai mempelajari astrologi demi mendapatkan esensi Tuhan. Melalui astrologi, ia berusaha memahami mengapa posisi benda langit akan menentukan nasib makhluk hidup. "Aku lalu menjadi peramal amatir," katanya.
Dia pun kemudian sadar bahwa segala isi alam memiliki sistemnya sendiri, tetapi ada satu hukum yang membuatnya berjalan seiring, sejalan, dan harmonis. Sebuah hukum semesta yang dikendalikan sosok yang berkuasa dan berkekuatan mahadahsyat.
Di tengah pencariannya terhadap Tuhan, Jeremy malah ditimpa masalah keuangan. Dia terjerat utang setelah memutuskan keluar dari pekerjaannya di British Council dan sekolah bahasa di Braga, Portugal. Di masa sulit itu, ia nekat meminjam uang di bank guna membeli rumah dan membuka usaha kecil-kecilan sebagai guru les bahasa Inggris.
Perlahan tapi pasti, usahanya merangkak naik. Sedikit demi sedikit, utangnya berkurang. Namun, Jeremy merasa butuh pemasukan lebih besar. Oleh istrinya, ia disarankan mencari pekerjaan di luar negeri. Merasa galau, Jeremy suatu malam berlutut dan berdoa kepada Tuhan yang tak didefinisikannya.
Ia curahkan segala masalah yang dihadapi. "Aku katakan pada-Nya, saya merasa putus asa. Aku merasa kesulitan menafkahi istri dan anak. Aku meminta pertolongan-Nya. Saat itu entah mengapa, aku merasa nyaman, dan akhirnya terlelap tidur," kenangnya.
Bekerja di Arab Saudi
Seakan doanya terjawab, esok harinya Jeremy menemukan sebuah lowongan pekerjaan di koran pagi. British Council membutuhkan tenaga untuk ditempatkan di luar negeri. Melihat iklan itu, sang istri menyarankan suaminya bekerja di Timur Tengah. Menurut sang istri, suaminya bakal mendapatkan gaji relatif tinggi di negara itu. Awalnya, Jeremy memilih Taiwan. Namun dia gagal. Dari pilihan yang ada, yang tersisa hanya universitas di Arab Saudi. Tak disangka, Jeremy diterima bekerja di negara itu.
Akhirnya, ia pun berangkat. Sebelum itu, beberapa temannya memperingatkan bahwa di Arab Saudi, ia tak akan bebas melakukan apa pun. Bahkan, sejumlah temannya menyarankan Jeremy agar mengurungkan niatnya bekerja di sana. Nyatanya, apa yang ditakutkan orang-orang itu tidak benar. Ketika menapakkan kaki di negara yang panas itu, Jeremy malah disambut hangat oleh masyarakat setempat.
Arab Saudi kemudian menjadi jalan baginya untuk menemukan jawaban atas pertanyaannya selama ini. Di sanalah, dia berkenalan dengan Islam yang kemudian menjawab seluruh keraguannya. Allah SWT ternyata punya maksud lain atas takdir yang dijalani Jeremy.
Jawaban dari Surah al-Ikhlas
Jeremy tak langsung mengenal Islam ketika pertama kali menjejak Timur Tengah. Ketertarikannya pada agama Allah ini baru dimulai ketika sadar bahwa dia belum sepenuhnya membaca kitab lain, seperti Alquran dan Talmud (kitab kaum Yahudi). Selama ini, dia tak menyentuh kedua kitab itu karena perbedaan bahasa. Dia pun memutuskan untuk mencari Alquran terjemahan bahasa Inggris di negara yang menjadi pusat peradaban Islam itu.
Jeremy akhirnya meminjam Alquran dengan terjemahan bahasa Inggris di sebuah perpustakaan. Ketika meminjam, Jeremy diingatkan untuk memperlakukan kitab tersebut secara terhormat. Dia diingatkan untuk tidak meletakkan Alquran di atas lantai atau kursi. Dilarang pula, menduduki atau menginjak Alquran. Larangan lain, jangan membaca Alquran di lokasi tidak suci, seperti kamar mandi. Diingatkan pula untuk tidak membiarkan Alquran terbuka dalam kondisi terbalik.
Petugas perpustakaan itu juga memberi syarat tambahan, yakni selepas membaca Alquran diharapkan segera mengembalikannya ke atas rak. Usai dibaca, sebaiknya halaman terakhir jangan pula dilipat melainkan diberikan pembatas.
Jeremy merasa sedikit terganggu dengan aturan tersebut, lalu bertanya apa alasannya. Petugas perpustakaan menjelaskan bahwa Alquran berisi firman Allah yang Mahakuasa. Mendengar penjelasan itu, Jeremy bertekad memperlakukan Alquran sebaik mungkin.
Jeremy langsung jatuh cinta dengan apa yang dibaca lewat Alquran. Dia merasa sedang membaca intisari Injil dan Taurat. Padahal, bukan kedua kitab itu yang ia baca."Hal yang menarik dalam Alquran, tidak ada sebutan"Nabi Berkata" atau "Kata Allah Subhanahu Wa Ta'ala". Jadi, aku merasa seperti membaca apa yang disampaikan Tuhan kepadaku," ucapnya.
Ia mengaku sangat terenyuh ketika membaca surah al-Ikhlas. "Katakanlah, Dialah Allah, Yang Mahaesa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan. Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia." Jeremy sangat terkejut. Inilah jawaban tentang Tuhan yang diinginkannya sejak dulu.
Tak lama kemudian terucaplah kalimat syahadat. Jeremy resmi menjadi Muslim. Tak lama setelah bersyahadat, ia melaksanakan shalat untuk pertama kalinya. Ia menghadap kiblat, lalu mengucap, ''Allahu akbar.''
Dia kemudian mengangkat kedua tangan ke atas lalu melipatnya di dada. Lalu membungkukkan badan, sujud, dan duduk di antara dua kaki. "Aku merasakan kualitas spiritual yang luar biasa saat itu. Alhamdulillah.''
Keraguan mengusiknya. Jeremy pun berusaha mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaannya itu. Semua buku sejarah bahkan buku-buku teori konspiratif tentang agama dan peradaban manusia dilahapnya. Ia pelajari sejarah Perang Salib, termasuk manuver Paus saat membangun kekuatan dan kekuasaan di Eropa melalui Portugis dan Spanyol.
Ia juga mempelajari pemerintahan teror ala Machiavelli. Demikian pula pemikiran Erich Von Daniken (Chariots of The Goods) dan Charles Berlitz dan William Moore (The Philadelphia Experiment) tentang teori konspirasi primitif.
Dia pun banyak membaca fiksi ilmiah. Semua bacaan tersebut meyakinkan dia bahwa ada yang salah dengan konsep ketuhanan yang dikenalnya selama ini. "Saat itu aku berpikir, aku membutuhkan perbandingan agama lainnya," kata dia.
Dia pun mulai mempelajari beberapa agama lain, seperti Hindu dan Buddha dan mengikuti ritual yang ada di dalamnya. Tapi lagi-lagi Jeremy menemukan pertanyaan yang membuatnya ragu untuk melangkah lebih jauh. "Ketika bicara tentang bagaimana dunia dan manusia tercipta, aku merasa aneh," tuturnya.
Tak puas, Jeremy kemudian mulai mempelajari astrologi demi mendapatkan esensi Tuhan. Melalui astrologi, ia berusaha memahami mengapa posisi benda langit akan menentukan nasib makhluk hidup. "Aku lalu menjadi peramal amatir," katanya.
Dia pun kemudian sadar bahwa segala isi alam memiliki sistemnya sendiri, tetapi ada satu hukum yang membuatnya berjalan seiring, sejalan, dan harmonis. Sebuah hukum semesta yang dikendalikan sosok yang berkuasa dan berkekuatan mahadahsyat.
Di tengah pencariannya terhadap Tuhan, Jeremy malah ditimpa masalah keuangan. Dia terjerat utang setelah memutuskan keluar dari pekerjaannya di British Council dan sekolah bahasa di Braga, Portugal. Di masa sulit itu, ia nekat meminjam uang di bank guna membeli rumah dan membuka usaha kecil-kecilan sebagai guru les bahasa Inggris.
Perlahan tapi pasti, usahanya merangkak naik. Sedikit demi sedikit, utangnya berkurang. Namun, Jeremy merasa butuh pemasukan lebih besar. Oleh istrinya, ia disarankan mencari pekerjaan di luar negeri. Merasa galau, Jeremy suatu malam berlutut dan berdoa kepada Tuhan yang tak didefinisikannya.
Ia curahkan segala masalah yang dihadapi. "Aku katakan pada-Nya, saya merasa putus asa. Aku merasa kesulitan menafkahi istri dan anak. Aku meminta pertolongan-Nya. Saat itu entah mengapa, aku merasa nyaman, dan akhirnya terlelap tidur," kenangnya.
Bekerja di Arab Saudi
Seakan doanya terjawab, esok harinya Jeremy menemukan sebuah lowongan pekerjaan di koran pagi. British Council membutuhkan tenaga untuk ditempatkan di luar negeri. Melihat iklan itu, sang istri menyarankan suaminya bekerja di Timur Tengah. Menurut sang istri, suaminya bakal mendapatkan gaji relatif tinggi di negara itu. Awalnya, Jeremy memilih Taiwan. Namun dia gagal. Dari pilihan yang ada, yang tersisa hanya universitas di Arab Saudi. Tak disangka, Jeremy diterima bekerja di negara itu.
Akhirnya, ia pun berangkat. Sebelum itu, beberapa temannya memperingatkan bahwa di Arab Saudi, ia tak akan bebas melakukan apa pun. Bahkan, sejumlah temannya menyarankan Jeremy agar mengurungkan niatnya bekerja di sana. Nyatanya, apa yang ditakutkan orang-orang itu tidak benar. Ketika menapakkan kaki di negara yang panas itu, Jeremy malah disambut hangat oleh masyarakat setempat.
Arab Saudi kemudian menjadi jalan baginya untuk menemukan jawaban atas pertanyaannya selama ini. Di sanalah, dia berkenalan dengan Islam yang kemudian menjawab seluruh keraguannya. Allah SWT ternyata punya maksud lain atas takdir yang dijalani Jeremy.
Jawaban dari Surah al-Ikhlas
Jeremy tak langsung mengenal Islam ketika pertama kali menjejak Timur Tengah. Ketertarikannya pada agama Allah ini baru dimulai ketika sadar bahwa dia belum sepenuhnya membaca kitab lain, seperti Alquran dan Talmud (kitab kaum Yahudi). Selama ini, dia tak menyentuh kedua kitab itu karena perbedaan bahasa. Dia pun memutuskan untuk mencari Alquran terjemahan bahasa Inggris di negara yang menjadi pusat peradaban Islam itu.
Jeremy akhirnya meminjam Alquran dengan terjemahan bahasa Inggris di sebuah perpustakaan. Ketika meminjam, Jeremy diingatkan untuk memperlakukan kitab tersebut secara terhormat. Dia diingatkan untuk tidak meletakkan Alquran di atas lantai atau kursi. Dilarang pula, menduduki atau menginjak Alquran. Larangan lain, jangan membaca Alquran di lokasi tidak suci, seperti kamar mandi. Diingatkan pula untuk tidak membiarkan Alquran terbuka dalam kondisi terbalik.
Petugas perpustakaan itu juga memberi syarat tambahan, yakni selepas membaca Alquran diharapkan segera mengembalikannya ke atas rak. Usai dibaca, sebaiknya halaman terakhir jangan pula dilipat melainkan diberikan pembatas.
Jeremy merasa sedikit terganggu dengan aturan tersebut, lalu bertanya apa alasannya. Petugas perpustakaan menjelaskan bahwa Alquran berisi firman Allah yang Mahakuasa. Mendengar penjelasan itu, Jeremy bertekad memperlakukan Alquran sebaik mungkin.
Jeremy langsung jatuh cinta dengan apa yang dibaca lewat Alquran. Dia merasa sedang membaca intisari Injil dan Taurat. Padahal, bukan kedua kitab itu yang ia baca."Hal yang menarik dalam Alquran, tidak ada sebutan"Nabi Berkata" atau "Kata Allah Subhanahu Wa Ta'ala". Jadi, aku merasa seperti membaca apa yang disampaikan Tuhan kepadaku," ucapnya.
Ia mengaku sangat terenyuh ketika membaca surah al-Ikhlas. "Katakanlah, Dialah Allah, Yang Mahaesa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan. Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia." Jeremy sangat terkejut. Inilah jawaban tentang Tuhan yang diinginkannya sejak dulu.
Tak lama kemudian terucaplah kalimat syahadat. Jeremy resmi menjadi Muslim. Tak lama setelah bersyahadat, ia melaksanakan shalat untuk pertama kalinya. Ia menghadap kiblat, lalu mengucap, ''Allahu akbar.''
Dia kemudian mengangkat kedua tangan ke atas lalu melipatnya di dada. Lalu membungkukkan badan, sujud, dan duduk di antara dua kaki. "Aku merasakan kualitas spiritual yang luar biasa saat itu. Alhamdulillah.''
Oleh: Fitria Andayani
Monday, February 11, 2013
Ingin Punya Anak? ....Bersedekahlah..!!!
Sering aku baca surat Yasin dan membaca artinya terutama yang ayat
77 artinya : “ apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari
setetes air (mani), maka tiba-tiba ia menjadi musuh yang nyata”. Sejenak aku
merasa damai dan tenang. Entah ketenangannya sesaat atau bahkan hanya bertahan
sampai ada komentar baru dari teman2 dan keluarga lainnya.
Aku merasakan betapa beratnya beban yang ditanggung oleh istriku pada saat itu. Untuk itu segala usaha aku lakukan. Mulai dari periksa kedokter….minum obat-obatan….baik yang herbal maupun yang sintetik. Vitamin E menjadi makanan sehari-hari. Minum kolak kacang ijo setiap hari. Dan bahkan sampai minta doa-doa kepada saudara-saudara yang kebetulan baru naik haji dan masih banyak yang lainnya.
Waktu itu aku percaya bahwa Tuhan tentu tahu dan mengerti kondisi makhluknya. Aku berpikir positif saja bahwa mungkin belum waktunya aku memiliki seorang anak. Namun dalam doa dan ikhtiar, aku dan istriku selalu merasa bahwa suatu saat nanti kami insya Allah mempunyai anak. Seorang anak yang sholeh……dan menentramkan hati siapapun yang memandang.
Aku dan istriku juga mencoba beberapa ramuan seperti madu dan serbuk kayu manis. Kemudian selalu mengamalkan beberapa ayat dari alQuran yang diberikan oleh seorang ustad. Pokoknya apapun cara yang hallal dan rasional semua kami usahakan waktu itu.
Bahkan pernah suatu saat istriku periksa ke dokter dan dinyatakan rahimnya ada suatu infeksi dan harus minum antibiotika selama 2 bulan terus menerus. Sampai kadang2 istriku merasa mau muntah ketika melihat obat tersebut. Akhirnya aku mengatakan kepada istriku……” Nggak usah di teruskan minum antibiotikanya……mulai sekarang kita pasrah total saja kepada Allah”.
Akhirnya aku dan istriku menikmati seluruh waktu seperti layaknya dua orang yang sedang pacaran. Kami tinggalkan semua pemikiran tentang punya anak dan berusaha mensyukuri apapun kondisi saat itu. Di samping masih mengamalkan doa-doa aku juga mencoba mengamalkan sedekah. Sedekah ini agak unik dan hanya merupakan letupan ide yang sesaat namun aku ingin sekali melakukannya.
Yaitu bila aku atau istriku bertemu dengan seseorang yang menurutku “tidak mampu” saat itu juga aku atau istriku akan memberikan sedekah kepada orang tersebut dan seraya meminta di doakan agar punya anak yang sholeh ataupun sholehah.
Entah sudah berapa kali aku dan istriku selalu melakukan itu . Baik di rumah…di pasar…atau bahkan di jalan-jalan. Saat berada di kereta api atau atau di bus kota….kalau menemukan orang2 yang “menyentuh hati”…..kami selalu memberikan sedekah berapapun dan langsung tanpa pikir panjang (spontan).
Sampai akhirnya ..sewaktu aku dan istriku sedang antri di Makro yogya. Kebetulan waktu itu pas pembukaan makro pertama kali di yogya. Sehingga banyak sekali yang antri bahkan berebut untuk mendapatkan barang2 dengan harga yang murah sekali. Tiba-tiba istriku merasa perutnya sakit dan keringat dingin.
Akhirnya aku meminta istriku untuk istirahat saja. Sore harinya periksa ke dokter kandungan di Klinik Rahmi di daerah Ngabean yogyakarta. Dan...alhamdulillah...istriku dinyatakan positif hamil…dan diharuskan untuk bath rest atau istirahat total selama 3 hari berturut-turut sampai fleknya hilang.
Dan betul selama istirahat total istriku hanya boleh ke kamar mandi selebihnya hanya berbaring selama 3 hari. Setelah 3 hari ternyata fleknya sembuh dan akhirnya boleh kembali beraktifitas biasa.
Kalo anda ingin meminta sesuatu yang besar kepada Tuhan…silahkan lakukan tips-tips di atas …insya Allah akan di kabulkan.
Salam syukur dan bahagia…!!!
Aku merasakan betapa beratnya beban yang ditanggung oleh istriku pada saat itu. Untuk itu segala usaha aku lakukan. Mulai dari periksa kedokter….minum obat-obatan….baik yang herbal maupun yang sintetik. Vitamin E menjadi makanan sehari-hari. Minum kolak kacang ijo setiap hari. Dan bahkan sampai minta doa-doa kepada saudara-saudara yang kebetulan baru naik haji dan masih banyak yang lainnya.
Waktu itu aku percaya bahwa Tuhan tentu tahu dan mengerti kondisi makhluknya. Aku berpikir positif saja bahwa mungkin belum waktunya aku memiliki seorang anak. Namun dalam doa dan ikhtiar, aku dan istriku selalu merasa bahwa suatu saat nanti kami insya Allah mempunyai anak. Seorang anak yang sholeh……dan menentramkan hati siapapun yang memandang.
Aku dan istriku juga mencoba beberapa ramuan seperti madu dan serbuk kayu manis. Kemudian selalu mengamalkan beberapa ayat dari alQuran yang diberikan oleh seorang ustad. Pokoknya apapun cara yang hallal dan rasional semua kami usahakan waktu itu.
Bahkan pernah suatu saat istriku periksa ke dokter dan dinyatakan rahimnya ada suatu infeksi dan harus minum antibiotika selama 2 bulan terus menerus. Sampai kadang2 istriku merasa mau muntah ketika melihat obat tersebut. Akhirnya aku mengatakan kepada istriku……” Nggak usah di teruskan minum antibiotikanya……mulai sekarang kita pasrah total saja kepada Allah”.
Akhirnya aku dan istriku menikmati seluruh waktu seperti layaknya dua orang yang sedang pacaran. Kami tinggalkan semua pemikiran tentang punya anak dan berusaha mensyukuri apapun kondisi saat itu. Di samping masih mengamalkan doa-doa aku juga mencoba mengamalkan sedekah. Sedekah ini agak unik dan hanya merupakan letupan ide yang sesaat namun aku ingin sekali melakukannya.
Yaitu bila aku atau istriku bertemu dengan seseorang yang menurutku “tidak mampu” saat itu juga aku atau istriku akan memberikan sedekah kepada orang tersebut dan seraya meminta di doakan agar punya anak yang sholeh ataupun sholehah.
Entah sudah berapa kali aku dan istriku selalu melakukan itu . Baik di rumah…di pasar…atau bahkan di jalan-jalan. Saat berada di kereta api atau atau di bus kota….kalau menemukan orang2 yang “menyentuh hati”…..kami selalu memberikan sedekah berapapun dan langsung tanpa pikir panjang (spontan).
Sampai akhirnya ..sewaktu aku dan istriku sedang antri di Makro yogya. Kebetulan waktu itu pas pembukaan makro pertama kali di yogya. Sehingga banyak sekali yang antri bahkan berebut untuk mendapatkan barang2 dengan harga yang murah sekali. Tiba-tiba istriku merasa perutnya sakit dan keringat dingin.
Akhirnya aku meminta istriku untuk istirahat saja. Sore harinya periksa ke dokter kandungan di Klinik Rahmi di daerah Ngabean yogyakarta. Dan...alhamdulillah...istriku dinyatakan positif hamil…dan diharuskan untuk bath rest atau istirahat total selama 3 hari berturut-turut sampai fleknya hilang.
Dan betul selama istirahat total istriku hanya boleh ke kamar mandi selebihnya hanya berbaring selama 3 hari. Setelah 3 hari ternyata fleknya sembuh dan akhirnya boleh kembali beraktifitas biasa.
Kalo anda ingin meminta sesuatu yang besar kepada Tuhan…silahkan lakukan tips-tips di atas …insya Allah akan di kabulkan.
Salam syukur dan bahagia…!!!
Sumber : http://jiwasedekah.blogspot.com/2011/04/ingin-punya-anak-bersedekahlah.html
Wednesday, February 6, 2013
Kerikil Menjadi Emas
Di sebutkan dalam kitab “Tahdzibul Kamal” karangan al-Mizzi jilid yang ke 7/481 sebuah kisah ketika penulis sedang menjelaskan biografi ahli ibadah, orang yang zuhud ahli fikih bin Shofwan at-Tajiibi Abu Zur’ah al-Mishri rahimahullah, berikut nukilannya:
Berkata Ahmad bin Sahl al-Urduni bahwasanya beliau mendengar dari Khalid bin al-Fizri berkata: “Adalah Haiwah bin Suraih seorang yang banyak berdo’a dan ketika berdo’a beliau selalu menangis, adapun keadaan ekonomi beliau, sangatlah memprihatinkan.”
Pada suatu hari saya menghampiri beliau lalu duduk di sampingnya, sedangkan seperti biasa beliau sedang menyendiri sambil berdo’a, maka saya katakan padanya: “Semoga Allah merahmatimu, kalau seandainya engkau berdo’a kepada Allah agar di beri kelapangan hidup (tentu itu lebih baik bagimu).”
Beliau tidak langsung menjawabnya namun diam sejenak lalu menengok ke kiri dan ke kanan, setelah yakin tidak ada orang lain, maka beliau mengambil kerikil dari tanah, lalu berdo’a: “Ya Allah jadikanlah (kerikil ini) menjadi emas.”
Maka sungguh demi Allah, kalau kerikil tadi berubah menjadi sekeping emas di telapak tanganya, yang saya tidak pernah melihat emas sebaik itu sebelumnya, kemudian beliau melemparkan kepada saya sambil berkata: “Tidak ada kebaikan di dunia ini melainkan (sesuatu yang di gunakan) untuk kebaikan akhirat”. Lalu beliau memandang saya, sambil bertutur: “Allah Maha Mengetahui apa yang terbaik untuk para hambaNya.”
Saya bertanya kepada beliau, “Lantas apa yang harus saya lakukan dengan emas ini?"
Beliau menjawab: “Sedekahkanlah untuk orang miskin, dan itu sebagai hadiah, demi Allah saya tidak membutuhkannya.”
Sumber: Ebook Mutiara Salaf (www.islamhouse.com)
http://kisahislam.net/2012/07/27/kisah-kerikil-menjadi-emas/
Berkata Ahmad bin Sahl al-Urduni bahwasanya beliau mendengar dari Khalid bin al-Fizri berkata: “Adalah Haiwah bin Suraih seorang yang banyak berdo’a dan ketika berdo’a beliau selalu menangis, adapun keadaan ekonomi beliau, sangatlah memprihatinkan.”
Pada suatu hari saya menghampiri beliau lalu duduk di sampingnya, sedangkan seperti biasa beliau sedang menyendiri sambil berdo’a, maka saya katakan padanya: “Semoga Allah merahmatimu, kalau seandainya engkau berdo’a kepada Allah agar di beri kelapangan hidup (tentu itu lebih baik bagimu).”
Beliau tidak langsung menjawabnya namun diam sejenak lalu menengok ke kiri dan ke kanan, setelah yakin tidak ada orang lain, maka beliau mengambil kerikil dari tanah, lalu berdo’a: “Ya Allah jadikanlah (kerikil ini) menjadi emas.”
Maka sungguh demi Allah, kalau kerikil tadi berubah menjadi sekeping emas di telapak tanganya, yang saya tidak pernah melihat emas sebaik itu sebelumnya, kemudian beliau melemparkan kepada saya sambil berkata: “Tidak ada kebaikan di dunia ini melainkan (sesuatu yang di gunakan) untuk kebaikan akhirat”. Lalu beliau memandang saya, sambil bertutur: “Allah Maha Mengetahui apa yang terbaik untuk para hambaNya.”
Saya bertanya kepada beliau, “Lantas apa yang harus saya lakukan dengan emas ini?"
Beliau menjawab: “Sedekahkanlah untuk orang miskin, dan itu sebagai hadiah, demi Allah saya tidak membutuhkannya.”
Sumber: Ebook Mutiara Salaf (www.islamhouse.com)
http://kisahislam.net/2012/07/27/kisah-kerikil-menjadi-emas/
Subscribe to:
Posts (Atom)
Sejak aku menikah tahun 2001 aku termasuk agak lama punya anak yaitu di tahun 2006. Jadi hampir 5 tahun aku baru dikaruniai anak. Tahu sendiri kan bila kita nggak punya anak……selalu saja diledekin oleh saudara2. Walaupun itu cuman “guyon” tapi lama-lama risih juga. Kadang aku berpikir memangnya aku dan istriku yang menciptakan anak?....Bukankah anak adalah titipan Allah…dan tentu saja Allah lah yang menciptakannya.