Diriwayatkan oleh Muhammad bin Al-Husain dari Abu Idris Al-Khaulani bahwa Abu Dzar r.a. bercerita: “Pada suatu hari aku masuk ke dalam masjid dan menemui Rasulullah saw. sedang duduk seorang diri; maka aku mendekatinya dan duduk di sampingnya, kemudian terjadilah dialog (soal jawab di antara beliau dan aku).
1. Aku (Abu Dzarr) bertanya, “Ya Rasulullah, engkau memerintahkan aku bersolat?”
Beliau (Rasulullah) menjawab: “Sholat adalah sebaik-baik perbuatan, maka perbanyaklah.”
2. Aku tanya, “Amal apakah yang paling afdhal?”
Beliau jawab: ”Beriman kepada Allah dan berjihad fi sabiilih (pada jalanNYA).”
3. Aku tanya, ”Mukmin yang bagaimanakah yang paling afdhal?”
Beliau jawab: “Mukmin yang terbaik akhlaknya.”
4. Tanya, “Muslim yang bagaimanakah yang paling selamat?”
Jawab: “Muslim yang menyelamatkan orang lain dari gangguan lidahnya dan tangannya.”
5. Tanya, “Hijrah yang bagaimanakah yang afdhal, ya Rasulullah?”
Jawab: “Ialah hijrah dari (meninggalkan) perbuatan maksiat.”
6. Tanya, ”Solat yang bagaimanakah yang afdhal, ya Rasulullah?”
Jawab: "Sholat yang panjang khusyuknya (lama berdiri).”
7. Tanya, ”Hamba-hamba sahaya manakah yang paling afdhal untuk dimerdekakan?”
Jawab: ”Hamba yang paling mahal harganya dan yang paling disayang oleh pemiliknya.”
8. Tanya, ”Sedekah yang bagaimanakah yang paling afdhal, ya Rasulullah?”
Jawab: ”Pemberian dari orang yang masih kekurangan (tidak kaya) dan pemberian secara rahasia kepada fakir miskin.”
9. Tanya, ”Ayat apakah di antara ayat-ayat yang diturunkan kepadamu yang paling besar?”
Jawab: ”Ayat Kursi, dan tujuh langit itu jika dibandingkan dengan Kursi seperti halnya sebuah cincin (atau lingkaran besi) yang berada di tengah-tengah padang pasir, dan perbandingan Arasy terhadap Kursi adalah perbandingan padang pasir itu terhadap cincin tadi.”
10. Tanya, ”Berapakah bilangan Nabi-Nabi, ya Rasulullah?”
Jawab: ”Seratus dua puluh empat ribu.” (124,000)
11. Tanya, ”Berapakah yang menjadi Rasul di antara mereka, ya Rasulullah?”
Jawab: ”Sebanyak tiga ratus tiga belas.” (313)
12. Tanya, ”Siapakah yang pertama, ya Rasulullah?”
Jawab: ”Adam.”
13. Tanya, ”Apakah dia seorang Nabi yang diutus ?”
Jawab: ”Benar, dia diciptakan oleh Allah dengan tanganNYA, ditiupkan ruh ke dalam tubuhnya yang disempurnakan.”
Dan selanjutnya Rasulullah bersabda:
“Hai Abu Dzarr, empat dari mereka adalah dari golongan Siryaniun, iaitu Adam, Syith, Nuh, dan Idris, iaitu Nabi pertama yang dapat menulis dengan pensil. Dan empat Nabi dari keturunan Arab, iaitu Hud, Syuaib, Saleh, dan Nabimu, hai Abu Dzarr.”
14. Abu Dzarr bertanya, ”Berapa kitab telah diturunkan Allah, ya Rasulullah?”
Ar-Rasul saw. menjawab: ”Seratus empat kitab (104). Kepada Syith telah diturunkan lima puluh halaman, Idris tiga puluh halaman, Ibrahim sepuluh halaman, Musa sebelum Taurat ada sepuluh halaman, di samping kitab Taurat, Injil, Zabur dan Al-Qur’an.”
15. Tanya, ”Ya Rasulullah, apakah isi lembaran yang diturunkan kepada Ibrahim?”
Jawab: ”Isinya ialah: Hai Raja yg berkuasa, dipuji dan sombong, sesungguhnya AKU tidak mengutusmu untuk mengumpulkan dunia, melonggokkan sebagian di atas sebagian, akan tetapi AKU mengutusmu untuk menerima doa orang yang teraniaya agar tidak sampai kepada-KU, kerana AKU tidak akan mengembalikannya walaupun ia datang dari seorang yang kafir. Seorang yang bijaksana akan membagi masanya menjadi beberapa waktu untuk bermunajat kepada Tuhannya, beberapa waktu untuk bertanya pada dirinya sendiri (muhasabah), beberapa waktu untuk merenungkan ciptaan Allah, dan beberapa waktu lagi utk mengurus keperluan makan dan minumnya. Seorang yang bijaksana tidak akan menyibukkan diri melainkan untuk tiga tujuan: mencari bekal untuk hari kemudian (Akhirat), mencari nafkah hidup, dan mencari kelezatan yang halal. Seorang yang bijaksana hendaklah mengenal zamannya, tekun mengurus urusannya, dan menjaga lidahnya. Barangsiapa yang menyesuaikan bicaranya dengan perbuatan, maka akan jarang berbicara melainkan dalam hal-hal yang mengenai dirinya.”
16. Tanya, ”Apakah isi lembaran-lembaran yang diturunkan ke atas Musa, ya Rasulullah?”
Jawab: ”Isinya adalah semua peringatan dan ibarah; aku heran dengan orang yang yakin akan mati tetapi ia masih bisa bersuka-ria, aku heran dengan orang yang yakin dengan adanya takdir tetapi ia masih terus-terusn membanting tulang bekerja, aku heran dengan orang yang melihat keadaan dunia yg selalu berubah tetapi ia masih bisa tenang mempercayainya dan aku heran dengan orang yang yakin adanya hari hisab besok tetapi ia masih enggan beramal.”
17. Tanya, ”Ya Rasulullah, apakah ada yang sampai kepada kita sesuatu yg dulu ada di tangan Ibrahim dan Musa, dan apakah yang diturunkan Allah kepadamu?”
Jawab: ”Ada, cobalah baca hai Abu Dzarr, ‘Sesungguhnya beruntunglah orang yg membersihkan diri (dengan beriman) dan ia ingat akan nama Tuhannya, lalu ia bersembahyang. Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.’ Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu (iaitu) kitab-kitab Ibrahim dan Musa.”
18. Abu Dzarr bertanya, ”Apakah wasiatmu kepadaku, ya Rasulullah?”
Ar-Rasul saw menjawab: ”Hendaklah engkau bertaqwa kepada Allah, karena itu (taqwa) adalah pokok segala urusanmu.”
19. Abu Dzarr bertanya lagi, ”Apa lagi ya Rasulullah?”
Rasulullah saw. menjawab: “Bacalah Al-Qur’an dan berzikirlah (ingatlah) kepada Allah, kerana itu akan menjadi zikir buatmu di langit dan cahaya bagimu di dunia.”
20. Tanya, “Apa lagi, ya Rasulullah?”
Jawab: “Hindarilah banyak ketawa, kerana itu mematikan hati dan menghilangkan cahaya wajah.”
21. Tanya, “Apa lagi, ya Rasulullah?”
Jawab: “Laksanakanlah kewajiban berjihad, karena itu merupakan kerahiban perjuangan bagi umatku.”
22. Tanya, ”Apa lagi, ya Rasulullah?”
Jawab: ”Hendaklah engkau selalu diam (tidak bercakap) melainkan untuk kebaikan, kerana itu dapat mengusir syaitan dan dapat menolongmu dalam urusan agamamu.”
23. Tanya, ”Apa lagi, ya Rasulullah?”
Jawab: ”Lihatlah hanya kepada orang yang kondisinya di bawahmu dan janganlah melihat orang yang kondisinya berada di atasmu, agar engkau tidak memandang rendah akan nikmat yang Allah berikan kepadamu.”
24. Abu Dzarr bertanya, ”Apa lagi, ya Rasulullah?
Jawab: “Cintailah orang-orang fakir miskin dan duduklah bersama-sama mereka, agar engkau tidak memandang rendah dan kecil nikmat Allah kepadamu.”
25. Bertanya Abu Dzarr, “Apa lagi, ya Rasulullah?”
Rasulullah saw. menjawab: “Hubungilah kerabatmu, walaupun mereka memutuskan hubungannya dengan engkau.”
26. Tanya Abu Dzarr, “Apa lagi ya Rasulullah?”
Jawab Rasululllah: “Katakanlah apa yang haq (yang benar) walaupun itu merupakan hal yang pahit.”
27. Tanya, “Apa lagi ya Rasulullah?”
Jawab: ”Janganlah engkau takut dicerca orang karena membela agama Allah.”
28. Tanya, ”Apa lagi ya Rasulullah?”
Jawab: ”Apa yang engkau ketahui tentang dirimu akan mencegahmu mencampuri urusan orang lain dan janganlah engkau sesalkan bahwa orang tidak melakukan apa yang engkau sukai. Dan cukup sebagai aib bahwa engkau mengetahui tentang orang lain apa yang engkau tidak mengetahui tentang dirimu sendiri.”
Kemudian Rasulullah saw. memukul dadaku dengan tangannya seraya bersabda: “Tiada aqal seperti kebijaksanaan, tiada wara’ seperti memahami diri dan tiada kebanggaan seperti akhlak yang baik.”
Silahkan SHARE ke rekan anda jika menurut anda ini bermanfaat.
Sumber:
Terjemahan Ibnu Katsir, Jilid 2
http://virouz007.wordpress.com/2010/06/08/784/
No comments:
Post a Comment