
Pada saat itulah, Sayyidah Fathimah, puteri Beliau, datang menghadap Rasulullah saw dan mengatakan, “Wahai Rasulullah, berilah aku seorang budak atau pembantu. Apakah Engkau tidak melihat bekas gilingan gandum di telapak tanganku?”
Rasulullah saw teringat perjanjiannya dengan Abu Haitsam dan berkata pada puteri Beliau, “Bagaimana mungkin aku mendahulukan puteriku ketimbang Abu Haitsam, padahal sebelumnya aku telah berjanji padanya? Aku tetap harus menepati janji, meskipun puteriku Fathimah harus menggiling gandum dengan tangannya yang lemah.”
No comments:
Post a Comment