
Beberapa saat kemudian, menetaslah telur itu, dan keluarlah seekor anak Elang yang gagah. Namun, sayangnya, ia dilahirkan di tengah keluarga ayam. Lama kemudian Elang kecil itu, tumbuh bersama anak-anak ayam lainnya. Dan si Elang kecil itupun percaya bahwa ia adalah seekor anak ayam. Ia juga mencintai sangkar dan induk ayam, namun ada sebuah tanda tanya besar dalam dirinya, mengapa secara fisik dia berbeda dengan ayam lainnya.
Suatu ketika elang kecil itu melihat burung besar yang sedang mengepakkan sayapnya dengan indah di angkasa. Ia kagum sekali dengan kegagahan mereka.
"Oh,"...Elang kecil itu memekik, "Andai saja, aku bisa terbang seperti burung-burung gagah itu." katanya sambil menatap langit.
Anak-anak ayam lain tertawa mencericit, "Ha ha ha...kamu tak akan bisa terbang bersama mereka," ujar seekor anak ayam, "Kamu adalah ayam, sedangkan mereka adalah burung elang, penguasa langit. Dan tempat kita di tanah, tidak bisa terbang!"
“Hahahaha.....” Tawa anak-anak ayam itu kembali memenuhi telinga si Elang kecil.
"Oh, andai saja..." ujarnya pelan. Elang kecil itu kembali menatap langit. Menatap kelompok burung gagah yang dikaguminya, yang sebenarnya adalah kelompok keluarganya sendiri.
Setiap waktu, saat Elang itu mengungkapkan impiannya, ia selalu diberi nasehat, bahwa itu adalah hal yang mustahil yang bisa dilakukannya. Dan hal itulah yang terus dipelajari oleh si Elang, bahwa, ia tak mungkin bisa terbang, dan mengepakkan sayapnya di angkasa. Lama kemudian, si Elang berhenti bermimpi, dan melanjutkan hidupnya sebagai ayam biasa. Akhirnya, setelah sekian lama hidup menderita, dikekang dengan semua impiannya, si Elang pun mati... sebagai seekor ayam.
Pesan:
Teruskan impian untuk menjadi "elang", abaikan nasehat "ayam-ayam" itu. Karena siapa tahu, kita adalah "elang" yang akan lahir dan mengepakkan sayap dengan indah di angkasa.
(Anonim)
Sumber: CCM (Cerita-cerita Motivasi)
No comments:
Post a Comment