Monday, September 30, 2013

Tawadhu Sahabat Nabi

"Dan rendahkanlah sayapmu terhadap orang-orang yang mengikutimu, Yaitu orang-orang yang beriman." (QS. Asy-Syu’ara: 215)

Pembenahan akhlak merupakan misi kenabian dari Nabi Muhammad Saw., seperti deklarasinya pada salah satu haditsnya: Innama bu’isttu li utammima makarimal akhlaq (sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia). Untuk itu akan kita temukan kemuliaan akhlak itu pada berbagai cerita Nabi dan para sahabatnya. Seperti pada kisah berikut ini:
 
Pada suatu hari Abu Bakar RA dan Ali bin Abi Thalib RA pergi berkunjung ke rumah Rasulullah Saw… Setibanya di depan pintu rumah nabi, satu sama lain saling mendorong rekannya untuk masuk terlebih dahulu.

Abu Bakar: Kamu duluan, ya Ali!

Ali: Mana mungkin aku akan mendahuluimu, ya Aba Bakr, sedang Rasulullah sendiri pernah bersabda tentang mu: “Belum pernah matahari terbit atau terbenam atas seseorang sesudah para nabi, lebih utama dari Abu Bakar.”

Abu Bakar: Mana mungkin aku akan mendahuluimu, ya Ali, sedang Rasulullah juga pernah bersabda tentangmu: “Aku telah menikahkan wanita terbaik kepada lelaki terbaik, aku nikahkan putriku Fatimah dengan Ali bin Abi Thalib.”

Ali: Mana mungkin aku akan mendahuluimu, ya Aba Bakar, sedang Nabi Saw pernah bersabda: “Kalau iman umat ini ditimbang dengan iman Abu Bakar, tentu akan berat timbangan iman Abu Bakar.”

Abu Bakar: Mana mungkin aku akan mendahuluimu, ya Ali, sedang Rasulullah Saw pernah bersabda tentangmu: “Dikumpulkan Ali bin Abi Thalib di Mahsyar pada hari Kiamat kelak dengan berkendaraan bersama Fatimah, Hasan dan Husain, lalu orang-orang bertanya-tanya, “Nabi siapa gerangan itu?” Lalu ada yang menjawab, “ia bukan nabi, tetapi Ali bin Abi Thalib dan keluarganya.”

Ali: Mana mungkin aku akan mendahuluimu, ya Aba Bakar, sedang Rasulullah Saw pernah bersabda tentang engkau: “Kalau aku harus mempunyai kekasih selain dari Rabbku, tentu aku akan memilih Abu Bakar sebagai kekasihku.”

Abu Bakar: Mana mungkin aku akan mendahuluimu, ya Ali, sedang Rasulullah Saw pernah bersabda: “Pada hari kiamat aku bersama Ali, lalu Allah berfirman kepadaku: “Wahai kekasihku, aku telah pilihkan untukmu, Ibrahim al-Khalil sebagai ayah terbaikmu, dan Aku telah pilihkan untuk Ali sebagai saudara dan sahabat terbaikmu.”

Ali: Mana mungkin aku akan mendahuluimu, ya Aba Bakar, sedang Allah Ta’ala pernah berfirman tentangmu: “Dan orang yang datang membawa kebenaran dan orang yang membenarkannya, mereka itu adalah orang-orang yang bertaqwa (QS. Az-Zumar: 33)

Abu Bakar: Mana mungkin aku akan mendahuluimu, ya Ali sedang Allah Ta’ala juga telah mengisyaratkan mu dalam firman-Nya: Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari kerelaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya.” (QS. Al-Baqarah: 207)

Pada waktu keduanya sedang asyik memperbincangkan keutamaan sahabatnya, Jibril datang berkunjung kepada Rasulullah Saw, seraya berkata: “Ya Rasulullah, di luar sana ada Abu Bakar dan Ali hendak menemuimu. Pergilah, sambutlah keduanya!”

Maka Rasulullah Saw segera bangkit dari duduknya, menyambut mesra dan mempersilakan masuk kedua sahabatnya yang mulia. Beliau Saw menempatkan Abu Bakar di sebelah kanannya dan Ali di sebelah kirinya, seraya berkata kepada mereka, “Demikianlah kami kelak dibangkitkan di hari Kiamat.”

Akhlak mereka itu persis dengan ayat Allah yang berbunyi:
"Dan rendahkanlah sayapmu terhadap orang-orang yang mengikutimu, Yaitu orang-orang yang beriman." (QS. Asy-Syu’ara: 215)

Rendahkanlah sayapmu ini berkonotasi agar Rasulullah Saw. rendah hati atau tawadhu bila berhadapan dan berinteraksi dengan para sahabatnya. Dan kerendahhatian Rasulullah Saw. ini ditiru oleh para sahabat kemudian, maka terbacalah oleh kita sekarang tentang sifat dasar pengikut Nabi Muhammad Saw. Dari kurun ke kurun, generasi ke generasi. Allah mengingatkan kita bahwa generasi pengganti yang akan berperan kemudian setelah habis masa peran orang-orang yang keluar dari ajaran-Nya, memiliki sifat tawadhu, lemah lembut seperti dalam firman-Nya:
"Hai orang-orang yang beriman, siapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, Maka kelak Allah akan mendatangkan sebuah kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha mengetahui. (QS. Al-Maidah: 54)

Untuk itu, alangkah eloknya bila kita sebagai pengikut Nabi Muhammad Saw. Yang tawadhu, berhias diri juga dengan sikap tawadhu, terutama dengan sesama umat Sayyidina Muhammad Saw. sehingga akan tampak pemandangan sosial yang indah di antara sesama muslim, saling menghargai, tidak saling merendahkan, saling menutupi, tidak saling menelanjangi, saling memuji, tidak saling mencela. Energi kita pun tidak digunakan untuk mencari cacat saudara, tetapi kita gunakan untuk mengerahkan potensi kita agar berdaya guna hidup di tengah-tengah masyarakat.
 
Namun perlu diingat, rendah hati ini jangan sampai masuk ke derajat rendah diri. Karena rendah hati akan berdampak positif, sementara rendah diri akan berdampak negatif. Rendah hati adalah sebuah keutamaan, sedangkan rendah diri adalah kehinaan. Rendah hati akan memacu jiwa pemiliknya untuk terus bertanding, sedangkan rendah diri akan meracuni pemiliknya untuk tidak ikut bertanding, mereka kalah sebelum berperang. Rendah hati adalah obat kesombongan, sedangkan rendah diri adalah penyakit, yang sementara ini menggerogoti jiwa umat Nabi Muhammad Saw.

Semoga saja kita termasuk orang yang rendah hati yang tidak rendah diri. Amin ya Rabbal ‘alamin.
 
"Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan." (QS. Al-Furqan: 63)
 

Jassasah Si Pengawal Dajjal


Pernahkah anda mendengar Jassasah ?

Dia adalah pengawal Dajjal yang bertugas mencari-cari berita dari manusia, bila ia menemui manusia yang lewat di pulau kediaman Dajjal.

Pulau apakah itu dan dimana ?

Pulau itu adalah pulau misteri sampai saat ini masih disembunyikan keberadaannya oleh Allah -Azza wa Jalla-.

Kali ini kami akan mengajak anda menikmati kisah di bawah ini yang menyingkap sedikit perihal kehidupan makhluk misteri ini agar anda semakin yakin tentang kebenaran risalah Nabi kita Muhammad -Shallallahu alaihi wa sallam-..

Dari Fathimah bintu Qois -radhiyallahu anha-, ia berkata :

“Aku pernah sholat bersama Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam-. Aku berada di shaff wanita yang berada dekat dengan punggung kaum lelaki. Tatkala Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- telah menyelesaikan sholatnya, maka beliau duduk di atas mimbar sambil tertawa. Kemudian beliau bersabda, “Hendaknya setiap orang melazimi tempatnya”, lalu bersabda lagi, “Tahukah kalian kenapa aku kumpulkan kalian ?”

“Hanya Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu”, kata mereka.

Beliau bersabda,

“Demi Allah, sesungguhnya aku tidaklah mengumpulkan kalian karena keinginan (dalam membagi ghonimah, –pent.) dan tidak pula karena takut (terhadap musuh, –pent.).

Akan tetapi aku kumpulkan kalian, karena Tamim Ad-Dariy dahulu seorang yang beragama Nasrani. Kemudian ia datang berbai’at dan masuk Islam. Dia telah menceritakan kepadaku sebuah kisah yang sesuai dengan kisah yang pernah aku ceritakan kepada kalian tentang Al-Masih Ad-Dajjal. Dia telah menceritakan kepadaku bahwa telah berlayar dalam sebuah perahu besar bersama 30 orang lelaki dari Suku Lakhm dan Judzam. Mereka dipermainkan oleh ombak selama sebulan di lautan. Kemudian mereka berlabuh pada sebuah pulau di tengah lautan ketika terbenamnya matahari. Mereka pun duduk di perahu kecil, lalu memasuki pulau itu.

Mereka dijumpai oleh binatang yang lebat bulunya; mereka tak tahu mana depan dan belakangnya karena banyak bulunya. Mereka berkata (kepada binatang itu), “Celaka engkau, siapakah engkau?”

Binatang itu menjawab, “Aku adalah Jassasah (tukang cari berita)”.

Mereka bilang, “Apa itu Jassasah?”

Binatang itu berkata, “Wahai kaum, pergilah engkau kepada laki-laki ini di dalam istana itu. Karena ia amat rindu dengan berita kalian”.

Dia (Tamim) berkata, “Tatkala ia (si binatang) menyebutkan seorang lelaki kepada kami, maka kami khawatir jangan sampai binatang itu adalah setan perempuan”.

Tamim berkata, “Kami pun pergi dengan cepat sampai kami memasuki istana tersebut. Tiba-tiba di dalamnya terdapat orang yang paling besar kami lihat dan paling kuat ikatannya dalam keadaan kedua tangannya terbelenggu ke lehernya antara kedua lututnya sampai kedua mata kakinya dengan besi”. Kami katakan, “Celaka anda, siapakah anda?”

Dia (Dajjal) menjawab, “Sungguh kalian telah tahu beritaku. Kabarkanlah kepadaku siapakah kalian?”

Mereka menjawab, “Kami adalah orang-orang Arab. Kami telah berlayar dalam sebuah perahu besar. Kami pun mengarungi lautan saat berombak besar. Akhirnya, ombak mempermainkan kami selama sebulan. Kemudian kami berlabuh di pulau anda ini. Kami pun duduk-duduk di perahu kecil, lalu masuk pulau. Tiba-tiba kami dijumpai oleh binatang yang lebat bulunya; mereka tak tahu mana depan dan belakangnya karena banyak bulunya. kami berkata (kepada binatang itu), “Celaka engkau, siapakah engkau?” Binatang itu menjawab, “Aku adalah Jassasah (tukang cari berita)”. Kami bilang, “Apa itu Jassasah?” Binatang itu berkata, “Pergilah engkau kepada laki-laki ini di dalam istana. Karena ia amat rindu dengan berita kalian”. Lalu kami menghadap kepadamu dengan cepat, kami takut kepadanya dan tak merasa aman jika ia adalah setan perempuan”.

Dia (Dajjal) berkata, “Kabarilah aku tentang pohon-pohon korma Baisan (nama tempat di Yordania, –pent.)!!”.

Kami bertanya, “Engkau tanya tentang apanya?”.

Dajjal berkata, “Aku tanyakan kepada kalian tentang pohon-pohon kurmanya, apakah masih berbuah?”.

Kami jawab, “Ya”.

Dajjal berkata, “Ingatlah bahwa hampir-hampir ia tak akan berbuah lagi”. Dajjal berkata, “Kabarilah aku tentang Danau Thobariyyah!!”.

Kami katakan, “Apanya yang kau tanyakan?”

Dajjal berkata, “Apakah di dalamnya masih ada air?”

Mereka menjawab, “Danau itu masih banyak airnya”.

Dajjal berkata, “Ingatlah, sesungguhnya airnya hampir-hampir akan habis”. Dajjal bertanya lagi, “Kabarilah aku tentang mata air Zughor!!”

Mereka bertanya, “Apanya yang kau tanyakan?”

Dajjal berkata, “Apakah di dalam mata air itu masih ada air? Apakah penduduknya masih menanam dengan memakai air dari mata air itu?”

Kami jawab, “Ya, mata air itu masih banyak airnya dan penduduknya masih bercocok tanam dari airnya”.

Dajjal berkata lagi, “Kabarilah aku tentang Nabinya orang-orang Ummi (ummi : buta huruf, yakni orang-orang Quraisy), apa yang ia lakukan?

Mereka berkata, “Dia telah keluar dari Kota Makah dan bertempat tinggal di Yatsrib (Madinah)”.

Dajjal bertanya, “Apakah ia diperangi oleh orang-orang Arab?”

Kami katakan, “Ya”.

Dajjal bertanya, “Apa yang ia lakukan pada mereka?”

Lalu mereka kabari Dajjal bahwa sungguh ia (Nabi itu, yakni Nabi Muhammad -Shallallahu alaihi wa sallam-) telah berkuasa atas orang-orang yang ada di sekitarnya dari kalangan Arab dan mereka menaatinya”.

Dajjal berkata kepada mereka, “Apakah hal itu sudah terjadi?”

Kami jawab, “Ya”.

Dajjal berkata, “Ingatlah bahwa hal itu lebih baik bagi mereka untuk menaatinya. Sekarang aku kabari kalian bahwa aku adalah Al-Masih (yakni, Al-Masih Ad-Dajjal). Sungguh aku hampir diberi izin untuk keluar. Aku akan keluar, lalu berjalan di bumi. Aku tak akan membiarkan suatu negeri, kecuali aku injak dalam waktu 40 malam, selain Makkah dan Thoibah (nama lain bagi kota Madinah, –pent.). Kedua kota ini diharamkan bagiku. Setiap kali aku hendak memasuki salah satunya diantaranya, maka aku dihadang oleh seorang malaikat, di tangannya terdapat pedang terhunus yang akan menghalangiku darinya. Sesungguhnya pada setiap jalan-jalan masuk padanya ada malaikat-malaikat yang menjaganya”

Dia (Fathimah bintu Qois) berkata, “Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- bersabda seraya menusuk-nusukkan tongkatnya pada mimbar, “Inilah Thoibah, Inilah Thoibah, Inilah Thoibah, yakni kota Madinah. Ingatlah, apakah aku telah menceritakan hal itu kepada kalian?”

Orang-orang pun berkata, “Ya”.

[HR. Muslim dalam Kitab Asyroot As-Saa'ah, bab : Qishshoh Al-Jassasah (no. 2942), Abu Dawud dalam Kitab Al-Malaahim (4326), At-Tirmidziy dalam Kitab Al-Fitan (2253) dan Ibnu Majah Kitab Al-Fitan (4074)]

https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=506085039487701&id=425791027517103

Pesona Kisah Rasulullah Mengantarkan Jeewan Chanicka Jadi Muslim


Jeewan Chanicka
Jeewan Chanicka
Di usia 11 tahun, aku menjadi Muslim. Itu bukan pilihan yang mudah saat itu karena aku takut bagaimana reaksi keluargaku,” ujar Jeewan Chanicka mengisahkan perjalanannya menemukan hidayah.

Meski mendapat hidayah di usia sangat muda, Jeewan senantiasa istiqamah dengan iman Islamnya. Bahkan, di masa dewasanya kini, ia baktikan hidupnya untuk agama Islam. Ia menjadi guru agama, penyanyi nasyid, dan penulis artikel Islam.

Sejak usia 10 tahun, Jeewan dirundung banyak pertanyaan yang sulit terjawab, pertanyaan yang tak lumrah dipikirkan anak seusianya. Pertanyaan itu adalah, “Mengapa aku ada di sini, di bumi? Apa tujuan aku hidup?” Pertanyaan-pertanyaan itu terus mengganggu batinnya setiap hari.

Pikiran yang aneh bagi anak usia 10 tahun ini membuat Jeewan frustrasi. Satu hal yang menjadi pemicu rasa ingin tahunya. Pemantik munculnya segala pertanyaannya adalah ucapan sang kakek. “Kata-kata kakek sering terngiang di telingaku bahwa ‘Tuhan tidak menciptakan manusia hanya untuk mengisi ruang di bumi,’” tutur Jeewan.

Jeewan kecil pun berinisiatif untuk mencari jawaban segala pertanyaan itu sendirian. Ia mulai bertanya kepada orang-orang di sekitarnya. Alih-alih mendapat jawaban, ia makin frustrasi. Pertanyaan yang berputar-putar di benaknya justru semakin banyak. “Mengapa orang-orang yakin atas apa yang mereka lakukan? Apa yang mendasari mereka melakukannya?”

Pertanyaan-pertanyaan ‘aneh’ itu membuat Jeewan kerap dicemooh orang-orang di sekitarnya. Bahkan, mungkin ada di antara mereka yang menganggap Jeewan stres atau gila. Sikap mereka membuat Jeewan marah dan makin frustrasi. “Aku tak pernah benar-benar marah. Hanya saja, aku sangat frustrasi.”

Di usia yang masih belia itu, Jeewan pun memulai perjalanannya mencari Tuhan. Kesimpulan pertama dari pencariannya adalah karena Tuhan yang menciptakan segala sesuatu maka Dialah yang tahu alasan penciptaan itu.

“Aku telah menemukan bahwa tujuan penciptaan berasal dari Ilahi dalam parameter yang jelas dan dengan pemahaman yang jelas tentang tanggung jawab pribadi kepada Sang Pencipta kehidupan,” tuturnya.

Di tengah keluarga yang memeluk dua agama, yakni Hindu dan Kristen, Jeewan kesulitan mencari hidayah. Ia menuntut ilmu di sekolah dasar Hindu, kemudian di sekolah menengah Katolik. Tapi, dari dua agama itu, ia menemukan satu hal, yakni ibadah.

Jeewan pun berpikir bahwa ibadah mendekatkannya pada Tuhan. Entah mengapa, ia merasa puas dengan jawaban itu. Jawaban bahwa ibadah akan menjadi tujuan hidupnya.

Hingga suatu waktu, ia membaca sebuah kisah tentang seorang Muslim yang mampu mengubah manusia menjadi baik. Orang Muslim itu memerintahkan hal baik dan melarang kejelekan. Orang Muslim itu tak lain adalah Nabi Muhammad SAW. Ya, Jeewan sedang membaca kisah Rasulullah.

“Dia buta huruf, tapi seorang pemimpin yang kuat. Ia berjaga di malam hari jika memiliki uang karena di pagi hari ingin segera membagikannya kepada fakir miskin.
Ia pemimpin, tapi tidur tanpa alas. Ia menaklukkan kota tanpa menumpahkan darah. Ia mengampuni musuh yang menyiksanya bertahun-tahun,” ujar Jeewan (hr/rol)

Oleh: Afriza Hanifa
http://www.dakwatuna.com/2013/05/01/32440/pesona-kisah-rasulullah-mengantarkan-jeewan-chanicka-jadi-muslim-bagian-1/

Friday, September 27, 2013

Samir Nasri: “Islam Agama Sempurna, Muslim Tidak Selalu Sempurna, Jangan Bingung.”

Gelandang Manchester City Samir Nasri memberikan petuah terkait agama yang dianutnya, Islam. Entah karena sering disudutkan lantaran menjadi seorang Muslim, Nasri tiba-tiba mengunggah foto terbaru lewat akun instagramnya, @sn8_official.

Mantan pemain Arsenal itu menyarankan agar setiap orang yang ingin menilai Islam untuk belajar langsung tentang Islam.
 
“If you want to learn about Islam, go study Islam, don’t study the Muslims! (Jika kalian ingin belajar tentang Islam, belajarlah tentang agama Islam, bukan belajar tentang penganut Islam,” demikian pesan dalam foto berlatar belakang ayat Al-quran yang diunggah Nasri.
 
Menurut punggawa Les Bleus itu, jika seseorang ingin belajar tentang Islam, jangan menilainya dari seorang Islam. Karena Islam adalah agama sempurna, dan Muslim tidak selalu sempurna. Karena itu, kalau ada seorang Muslim yang perilakunya kurang sesuai etika, bukan berarti ajaran Islam seperti itu.
 
“Islam is perfect, Muslims are not. Don’t get confused!/SN8 (Islam adalah agama sempurna, Muslim tidak selalu sempurna. Jangan bingung!”
 
Meski dikenal sebagai pemain bertemperamen, Nasri selama ini dikenal sebagai pribadi religius dengan selalu menghadirkan sentuhan Islam ketika bermain di lapangan. Misal, berdoa sebelum laga dimulai, mengucapkan takbir ketika klub nya juara Liga Primer Inggris musim 2011/2013, dan melakukan selebrasi dengan menunjukkan pesan Selamat Hari Raya Idul Fitri di balik seragam usai mencetak gol, meski konsekuensinya terkena kartu kuning. (epp/hzl/rol)
 
Redaktur: Saiful Bahri
http://www.dakwatuna.com/2013/06/06/34610/samir-nasri-islam-agama-sempurna-muslim-tidak-selalu-sempurna-jangan-bingung/

Wednesday, September 18, 2013

Rahasia di Balik Pengunduran Diri Paus Benediktus XVI

Seorang peneliti Saudi mengungkapkan dalam perbandingan agama, kristenisasi dan urusan Vatikan, Direktur Essam tentang alasan sebenarnya Paus Vatikan yang mengumumkan niatnya untuk mengundurkan diri, yang mengguncang komunitas Katolik di seluruh dunia, sebagai Paus pertama kali yang mengundurkan diri sejak 6 abad yang lalu.

Melalui akun twitternya ia mengungkapkan apa yang tersingkap dari faktor faktor sebenarnya, pengunduran diri Paus Benediktus yang ke-16 ini disiarkan pertama kalinya. Dia mengatakan, penyebab utama penguduran diri Paus adalah setelah terjadinya kekacauan dari kalangan gereja Vatikan, terhadap Injil Lama yang di dalamnya terdapat Nama Rasul Muhammad Shalallahu ‘alaihi wassallam, yang sampai saat ini masih berada di Vatikan.

Terdapat 3 orang dalam Vatikan itu yang menyembunyikan keislamannya. Dan Paus selalu berusaha mencari tahu mereka. Dan salah satu di antara mereka adalah penanggung jawab pembuatan surat pernyataan pengampunan dosa (dalam agama Katolik) dan ada salah satu yang mengumumkan keislamannya. Dampak diumumkannya keislamannya adalah dia pindah ke Afrika Selatan dan tinggal di sana. Di negaranya Ahmad Deedat. Syaikh Ahmad Deedat lah yang menjadi sebab keislamannya.

Beliau menegaskan dalam akun twitternya bahwa sebenarnya pengunduran diri Paus Benediktus XVI bukanlah karena sakit. Karena sebelumnya Paus Yohanes II usianya lebih tua dan penyakitnya lebih parah, namun ia tidak mengundurkan diri dari keuskupan gereja Vatikan. Ini adalah argumentasi untuk menghadapi media.

Dan dia juga telah menentang Vatikan yang telah mendustai kabar keislaman 35 uskup dan pendeta dari pembesar-pembesar Vatikan. Kebanyakan mereka menyembunyikan keislamannya karena kekhawatiran terhadap keselamatan hidupnya, sebagian kecil juga ada yang mengundurkan diri. Dan Paus memilih untuk diam selama 6 tahun. Vatikan sampai saat ini masih belum memiliki kekuatan untuk membantah kabar keislaman 35 uskup tadi. Maka Paus Benediktus XVI pun mengundurkan diri.

Dia juga menambahkan Paus juga berusaha untuk menutupi keislaman mereka dengan melakukan hujatan terhadap Islam dan hinaan kartun Nabi Muhammad secara terang terangan pada tahun 2006. Namun usahanya justru menjadikan senjata untuk dirinya sendiri yang berujung pada pengunduran dirinya.

Dia mengisyaratkan bahwa dokumen-dokumen Vatikan yang menyelidiki surat pernyataan itu tidak seorang pun mengetahuinya sampai saat ini di tangan siapa surat itu berada. Akan tetapi seorang pengamat mengatakan bahwa Paus menghilangkannya bersamaan dengan keluar dari kantor tugasnya segera.

Dia juga menegaskan terdapat arsip-arsip pemberhentian Paus dan penangkapannya di beberapa negara yang dikunjungi karena keterlibatannya dalam menutup-nutupi kekerasan dan skandal seksual.
Dan peneliti ini menutup dengan memotivasi para dai dan ulama untuk melakukan kegiatan dakwah dengan istiqamah untuk mendakwahi orang-orang Katolik dari pengkultusan terhadap Paus dan uskup di bawahnya menuju penyembahan kepada Allah Subhanahu Wata’ala. (sumber: مكافحة العلمانيه)
 
Redaktur: Samin Barkah
 
http://www.dakwatuna.com/2013/02/16/27895/rahasia-di-balik-pengunduran-diri-paus-benediktus-ke-xvi/

Thursday, September 5, 2013

Ketika Rasulullah SAW Memberikan Syafaat Kepada Ummatnya di Hari Kiamat

Ini adalah sekelumit “kisah masa depan”, ketika seluruh manusia berkumpul di hari kiamat. Kisah ini disampaikan oleh Rasulullah kepada para sahabatnya. Dalam kisah itu diceritakan bahwa Allah mengumpulkan seluruh manusia dari yang pertama hingga yang terakhir dalam satu daratan. Pada hari itu matahari mendekat kepada mereka, dan manusia ditimpa kesusahan dan penderitaan yang mereka tidak kuasa menahannya.

Lalu di antara mereka ada yang berkata, “Tidakkah kalian lihat apa yang telah menimpa kita, tidakkah kalian mencari orang yang bisa memberikan syafa’at kepada Rabb kalian?”
 
Yang lainnya lalu menimpali, “Bapak kalian adalah Adam AS.”
 
Akhirnya mereka mendatangi Adam lalu berkata, “Wahai Adam, Anda bapak manusia, Allah menciptakanmu dengan tangan-Nya, dan meniupkan ruh kepadamu, dan memerintahkan para malaikat untuk bersujud kepadamu, dan menempatkanmu di surga. Tidakkah engkau syafa’ti kami kepada Rabb-mu? Apakah tidak kau saksikan apa yang menimpa kami?”
 
Maka Adam berkata, “Sesungguhnya Rabbku pada hari ini sedang marah yang tidak pernah marah seperti ini sebelumnya, dan tidak akan marah seperti ini sesudahnya, dan sesungguhnya Dia telah melarangku untuk mendekati pohon (khuldi) tapi aku langgar. Nafsi nafsi (aku mengurusi diriku sendiri), pergilah kalian kepada selainku, pergilah kepada Nuh AS.”
 
Lalu mereka segera pergi menemui Nuh AS dan berkata, “Wahai Nuh, engkau adalah Rasul pertama yang diutus ke bumi, dan Allah telah memberikan nama kepadamu seorang hamba yang bersyukur (abdan syakuro), tidakkah engkau saksikan apa yang menimpa kami, tidakkah engkau lihat apa yang terjadi pada kami? Tidakkah engkau beri kami syafa’at menghadap Rabb-mu?”
 
Maka Nuh berkata, “Sesungguhnya Rabbku pada hari ini marah dengan kemarahan yang tidak pernah marah seperti ini sebelumnya, dan tidak akan marah seperti ini sesudahnya. Sesungguhnya aku punya doa, yang telah aku gunakan untuk mendoakan (celaka) atas kaumku. Nafsi nafsi, pergilah kepada selainku, pergilah kepada Ibrahim AS!”
 
Lalu mereka segera menemui Ibrahim dan berkata, “Wahai Ibrahim, engkau adalah Nabi dan kekasih Allah dari penduduk bumi, syafa’atilah kami kepada Rabb-mu! Tidakkah kau lihat apa yang menimpa kami?”
 
Maka Ibrahim berkata, “Sesungguhnya Rabb-ku pada hari ini marah dengan kemarahan yang tidak pernah marah seperti ini sebelumnya, dan tidak akan marah seperti ini sesudahnya, dan sesungguhnya aku telah berbohong tiga kali. Nafsi nafsi, pergilah kalian kepada selainku, pergilah kalian kepada Musa AS!”
 
Lalu mereka segera pergi ke Musa, dan berkata, “Wahai Musa, engkau adalah utusan Allah. Allah telah memberikan kelebihan kepadamu dengan risalah dan kalam-Nya atas sekalian manusia. Syafa’atilah kami kepada Rabb-mu! Tidakkah kau lihat apa yang kami alami?”
 
Lalu Musa berkata, “Sesungguhnya Rabb-ku pada hari ini sedang marah dengan kemarahan yang tidak pernah marah seperti ini sebelumnya, dan tidak akan pernah marah seperti ini sesudahnya. Dan sesungguhnya aku telah membunuh seseorang yang aku tidak diperintahkan untuk membunuhnya. Nafsi nafsi, pergilah kalian kepada selainku, pergilah kalian kepada Isa AS!”
 
Lalu mereka pergi menemui Isa, dan berkata, “Wahai Isa, engkau adalah utusan Allah dan kalimat-Nya yang dilontarkan kepada Maryam, serta ruh dari-Nya. Dan engkau telah berbicara kepada manusia semasa dalam gendongan. Berilah syafa’at kepada kami kepada Rabb-mu! Tidakkah kau lihat apa yang kami alami?”
 
Maka Isa berkata, “Sesungguhnya Rabb-ku pada hari ini sedang marah dengan kemarahan yang tidak pernah marah seperti ini sebelumnya, dan tidak akan marah seperti ini sesudahnya. Nafsi nafsi, pergilah kepada selainku, pergilah kepada Muhammad SAW!”
 
Akhirnya mereka mendatangi Muhammad SAW, dan berkata, “Wahai Muhammad, engkau adalah utusan Allah dan penutup para nabi. Allah telah mengampuni dosamu yang lalu maupun yang akan datang. Syafa’atilah kami kepada Rabb-mu, tidakkah kau lihat apa yang kami alami?”
 
Lalu Nabi Muhammad SAW pergi menuju bawah ‘Arsy. Di sana beliau bersujud kepada Rabb, kemudian Allah membukakan kepadanya dari puji-pujian-Nya, dan indahnya pujian atas-Nya, sesuatu yang tidak pernah dibukakan kepada seorangpun sebelum Nabi Muhammad. Kemudian Allah SWT berkata kepada Muhammad, “Wahai Muhammad, angkat kepalamu, mintalah, niscaya kau diberi, dan berilah syafa’at niscaya akan dikabulkan!”
 
Maka Muhammad SAW mengangkat kepalanya dan berkata, “Ummatku wahai Rabb-ku, ummatku wahai Rabb-ku, ummatku wahai Rabb-ku!”
 
Lalu disampaikan dari Allah kepadanya, “Wahai Muhammad, masukkan ke surga di antara umatmu yang tanpa hisab dari pintu sebelah kanan dari sekian pintu surga, dan mereka adalah ikut memiliki hak bersama dengan manusia yang lain pada selain pintu tersebut dari pintu-pintu surga.”
 
***
 
Di dalam kisah ini, Rasulullah SAW juga menceritakan bahwa lebar jarak antara kedua sisi pintu surga itu, bagaikan jarak Makkah dan Hajar, atau seperti jarah Makkah dan Bushro. Hajar adalah nama kota besar pusat pemerintahan Bahrain. Sedangkan Bushro adalah kota di Syam. Bisa kita bayangkan, betapa tebalnya pintu-pintu surga itu..
 
Itulah sekelumit kisah masa depan ketika hari kiamat. Pada hari itu, Rasulullah SAW memberi syafa’at kepada ummatnya. Pada hari itu Rasulullah SAW menjadi sayyid (tuan)nya manusia. Shalawat dan salam kepada Rasulullah Muhammad SAW. (hudzaifah)
 
Maraji’ : Hadits Riwayat Bukhari – Muslim.

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2009/09/25/3999/ketika-rasulullah-saw-memberikan-syafaat-kepada-ummatnya-di-hari-kiamat/#ixzz2dzFngYLI
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook